Tingginya angka golput dalam sejumlah pilkada akhir-akhir ini menjadi perhatian tersendiri bagi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati menjelaskan, tingginya angka golput itu membuktikan rakyat Indonesia belum siap dalam berdemokrasi.
"Ini saya sangat setuju sekali. Karena keliatannya memang kita belum siap untuk berdemokrasi," Kata Mega dalam konferensi persnya di sela-sela acara Rakernas III PDIP di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (6/9/2013).
Padahal, menurut Megawati, demokrasi yang kini diterapkan perlu pembelajaran yang lebih bagus lagi agar kian matang dalam berbangsa dan bernegara.
Karena itu, menurut Mega, fenomena golput ada dua hal. Yakni golput yang disengaja karena masyarakat yang tidak mau hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), dan golput yang tidak disengaja akibat masyarakat belum mendapatkan sosialisasi dari KPU.
"Ada juga yang mengatakan, untuk apa bu saya memberikan suara. Ada suatu nuansa pesimistis dari pada kita digiring disuruh mencoblos siapa, akhirnnya akan tetap begitu saja. Jadi menurut saya ini tanggungjawab kita bersama," jelas Mega. (Ali)
"Ini saya sangat setuju sekali. Karena keliatannya memang kita belum siap untuk berdemokrasi," Kata Mega dalam konferensi persnya di sela-sela acara Rakernas III PDIP di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (6/9/2013).
Padahal, menurut Megawati, demokrasi yang kini diterapkan perlu pembelajaran yang lebih bagus lagi agar kian matang dalam berbangsa dan bernegara.
Karena itu, menurut Mega, fenomena golput ada dua hal. Yakni golput yang disengaja karena masyarakat yang tidak mau hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), dan golput yang tidak disengaja akibat masyarakat belum mendapatkan sosialisasi dari KPU.
"Ada juga yang mengatakan, untuk apa bu saya memberikan suara. Ada suatu nuansa pesimistis dari pada kita digiring disuruh mencoblos siapa, akhirnnya akan tetap begitu saja. Jadi menurut saya ini tanggungjawab kita bersama," jelas Mega. (Ali)