[VIDEO] Pengusaha Tempe Tahu Ancam Mogok Produksi 3 Hari

Pengusaha tahu dan tempe menyerukan mogok produksi 3 hari pada 9-11 September 2013 karena harga kedelai masih melangit.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Sep 2013, 17:56 WIB

Pengusaha tempe di Bandung, Jawa Barat, membuang tempe ke jalan untuk menunjukkan kekesalan karena harga kedelai tidak kunjung turun. Mereka juga menyerukan mogok produksi selama 3 hari.

Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Sabtu (7/9/2013), kekesalan perajin tempe di Bandung, Jawa Barat, memuncak. Harga kedelai belum juga terkendali Rp 9.500 per kilogram. Mereka pun melemparkan kedelai dan tempe ke jalan sebagai simbol usaha mereka terancam bangkrut. Pengusaha tahu dan tempe pun menyerukan mogok nasional 3 hari mulai Senin-Rabu, 9-11 September 2013. Meski merugi, mereka tak punya pilihan lain.

"Harga kedelai sangat tinggi sehingga kami tidak bisa memproduksi. Kami akan menggelar mogok nasional selama 3 hari," Sekretaris Kopti Kabupaten Bandung, Jabar, Ghufron Valentino.

Di Sentra Tempe Desa Mekarsari, Bandung, perajin tempe sudah tak mampu lagi produksi akibat harga kedelai yang mencekik. Sementara di Depok, sejumlah pekerja tahu kembali bekerja setelah sempat seminggu stop produksi. Perajin terpaksa berhenti membuat tahu karena ongkos membengkak tetapi harga jual tetap.

Setelah keluar edaran kesepakatan serentak menaikkan harga tahu mereka bisa sedikit bernafas. Harga tahu dinaikkan rata-rata 25 hingga 30 persen. Tahu kecil dari Rp 250 menjadi Rp 300 per potong. Tahu papan naik Rp 5 ribu menjadi Rp 25 ribu. Meski demikian, jika mogok nasional jadi dilakukan 9 September nanti mereka akan ikut berhenti produksi.

Minimnya stok nasional dan melambungnya nilai tukar mata uang dollar terhadap rupiah dinilai memicu melejitnya harga kedelai. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai regulasi saat ini membuka peluang kartel bermain di balik gejolak harga kedelai.

"Ada kartel di balik gejolak harga kedelai mereka memanfaatkan kenaikan harga untuk meraup keuntungan," kata Komisioner KPPU, Rachmat Pambudy.

Ia menuturkan 80 persen kedelai diserap industri tahu dan tempe, sehingga ketika terjadi gejolak harga perajin tahu tempelah yang paling dirugikan. (Adi/Ary)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya