Beberapa waktu lalu, Pemerintah Amerika Serikat diketahui berusaha melakukan penyadapan di internet melalui National Security Agency (NSA). Hal ini terungkap setelah mantan pegawai NSA Edward Snowden membocorkan program penyadapan bernama PRISM kepada sejumlah media.
Tapi Informasi penyadapan oleh NSA terus berkembang. Kali ini media Jerman Der Spiegel, yang Liputan6.com kutip Senin (9/9/2013), mengabarkan kalau NSA juga melakukan praktek pengumpulan data pengguna smartphone. Sejumlah manufaktur besar pun terlibat, antara lain BlackBerry dan Apple iPhone.
Dalam dokumen yang dimiliki Der Spiegel, diketahui kalau NSA bisa mengakses data yang cukup sensitif karena terkait privasi seseorang. Data itu antara lain daftar di nomor kontak, trafik SMS, notes, dan lokasi pengguna berada.
Dokumen menjelaskan kalau NSA membentuk kelompok kerja untuk berurusan dengan masing-masing sistem operasi. Dengan demikian pengumpulan dan akses secara rahasia bisa berlangsung secara masif. Sistem operasi Android besutan juga disebut terlibat, tapi Der Spiegel memberikan contoh penembusan akses terhadap iPhone dan BlackBerry.
Dalam dokumen internal itu dijelaskan kalau seorang ahli bisa mengakses data di iPhone sehingga NSA bisa menginfiltrasi komputer saat pengguna iPhone itu mensinkronisasi ponselnya ke PC. Program ini bernama "scripts" dan mampu mengakses data melalui 38 fitur lain di iPhone.
Seorang spesialis intelijen juga dicontohkan sukses dalam meretas perangkat BlackBerry. Dalam dokumen yang berasal dari tahun 2009 ini disebut kalau NSA bisa "membaca dan melihat trafik SMS". Ini sebuah kemajuan, sebab sebelumnya NSA kesulitan mengakses perangkat BlackBerry.
Tapi saat BlackBerry mengakuisisi sebuah perusahaan, kompresi data pun berubah. Hingga akhirnya pada Maret 2010, sebuah departemen di intelijen Inggris GCHQ, mengaku bisa mengakses data BlackBerry lalu merayakannya, yang dalam dokumen itu terlihat dari tulisan: "sampanye!"
Sistem email BlackBerry juga sukses diakses oleh NSA. Padahal selama ini jaringan email BlackBerry dikenal aman, terutama untuk pelanggan korporat. Perusahaan asal Kanada itu juga mengaku akses emailnya tak bisa di-crack.
Saat dikonfirmasi Der Spiegel, BlackBerry tak mau memberikan komentar. "Bukan posisi kami dalam memberikan komentar atas laporan media terkait tuduhan penyadapan yang dilakukan pemerintah terhadap trafik telekomunikasi," demikian pernyataan juru bicara BlackBerry. (gal)
Tapi Informasi penyadapan oleh NSA terus berkembang. Kali ini media Jerman Der Spiegel, yang Liputan6.com kutip Senin (9/9/2013), mengabarkan kalau NSA juga melakukan praktek pengumpulan data pengguna smartphone. Sejumlah manufaktur besar pun terlibat, antara lain BlackBerry dan Apple iPhone.
Dalam dokumen yang dimiliki Der Spiegel, diketahui kalau NSA bisa mengakses data yang cukup sensitif karena terkait privasi seseorang. Data itu antara lain daftar di nomor kontak, trafik SMS, notes, dan lokasi pengguna berada.
Dokumen menjelaskan kalau NSA membentuk kelompok kerja untuk berurusan dengan masing-masing sistem operasi. Dengan demikian pengumpulan dan akses secara rahasia bisa berlangsung secara masif. Sistem operasi Android besutan juga disebut terlibat, tapi Der Spiegel memberikan contoh penembusan akses terhadap iPhone dan BlackBerry.
Dalam dokumen internal itu dijelaskan kalau seorang ahli bisa mengakses data di iPhone sehingga NSA bisa menginfiltrasi komputer saat pengguna iPhone itu mensinkronisasi ponselnya ke PC. Program ini bernama "scripts" dan mampu mengakses data melalui 38 fitur lain di iPhone.
Seorang spesialis intelijen juga dicontohkan sukses dalam meretas perangkat BlackBerry. Dalam dokumen yang berasal dari tahun 2009 ini disebut kalau NSA bisa "membaca dan melihat trafik SMS". Ini sebuah kemajuan, sebab sebelumnya NSA kesulitan mengakses perangkat BlackBerry.
Tapi saat BlackBerry mengakuisisi sebuah perusahaan, kompresi data pun berubah. Hingga akhirnya pada Maret 2010, sebuah departemen di intelijen Inggris GCHQ, mengaku bisa mengakses data BlackBerry lalu merayakannya, yang dalam dokumen itu terlihat dari tulisan: "sampanye!"
Sistem email BlackBerry juga sukses diakses oleh NSA. Padahal selama ini jaringan email BlackBerry dikenal aman, terutama untuk pelanggan korporat. Perusahaan asal Kanada itu juga mengaku akses emailnya tak bisa di-crack.
Saat dikonfirmasi Der Spiegel, BlackBerry tak mau memberikan komentar. "Bukan posisi kami dalam memberikan komentar atas laporan media terkait tuduhan penyadapan yang dilakukan pemerintah terhadap trafik telekomunikasi," demikian pernyataan juru bicara BlackBerry. (gal)