Liputan6.com, Palangkaraya: Sudah lima hari ini Jalan Trans Kalimantan dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terputus menyusul meluapnya aliran Sungai Kahayan. Buntutnya antrean kendaraan mengular di ruas jalan tersebut. Demikian hasil pemantauan SCTV di Palangkaraya, Sabtu (27/12) siang.
Kendaraan bermotor banyak menumpuk di ruas jalan di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau. Di desa itu, genangan air mencapai sekitar 1,5 meter. Otomatis kendaraan kecil tak bisa melintas. Bus-bus besar yang akan melintas pun harus dipandu warga sekitar. Untuk itu para awak bus terpaksa merogoh kocek lebih dalam sebagai biaya ekstra. Karena menambah biaya, para awak bus juga menaikkan ongkos sampai Rp 10 ribu per orang.
Sementara pemilik kendaraan roda empat lainnya memilih menggunakan feri untuk menyeberang. Itu pun tak gratis. Mereka harus membayar ongkos penyeberangan Rp 100 ribu per kendaraan. Sedangkan untuk kendaraan roda dua, ongkos penyeberangan dihargai Rp 15 ribu per sepeda motor.
Menyikapi kondisi ini, pemerintah daerah setempat tak tinggal diam. Kini petugas Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau sudah menutup lubang yang ada dengan sejumlah karung pasir. Karung-karung ini ditumpuk di sejumlah lubang yang ada di ruas jalan di Desa Tumbang Nusa. Sedangkan untuk mengurangi antrean kendaraan bermotor, pemda sudah menyiapkan beberapa mobil penarik.
Sementara dari Pekanbaru, Riau, dilaporkan banjir yang menggenangi sembilan daerah di provinsi itu mulai surut. Sekarang warga yang selama bencana terpaksa mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Sejumlah tenda yang dijadikan pos koordinasi banjir di kawasan Meranti Pandak, pun mulai dibongkar. Warga setempat juga sudah mulai membersihkan pekarangan dan rumah mereka dari kotoran sisa-sisa banjir.
Selain di Pekanbaru, genangan air pun terlihar surut di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, termasuk di Kota Dumai, Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Kabupaten Kuantan Singingi. Sedangkan genangan air di Kabupaten Pelalawan, masih merata [baca: Banjir di Riau Meninggi]. Akibatnya jalan lintas timur sepanjang lima kilometer yang melintasi kabupaten itu belum bisa dilalui kendaraan.
Seperti di Riau, banjir di beberapa daerah di Jambi mulai surut. Tapi para pengungsi belum kembali ke rumah masing-masing. Mereka memilih tetap bertahan di sejumlah tenda penampungan. Alasannya mereka sudah tak punya persediaan makanan. Soalnya selama banjir merendam permukiman, mereka sudah tidak bekerja. Lahan mereka juga banyak yang rusak diterjang banjir.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)
Kendaraan bermotor banyak menumpuk di ruas jalan di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau. Di desa itu, genangan air mencapai sekitar 1,5 meter. Otomatis kendaraan kecil tak bisa melintas. Bus-bus besar yang akan melintas pun harus dipandu warga sekitar. Untuk itu para awak bus terpaksa merogoh kocek lebih dalam sebagai biaya ekstra. Karena menambah biaya, para awak bus juga menaikkan ongkos sampai Rp 10 ribu per orang.
Sementara pemilik kendaraan roda empat lainnya memilih menggunakan feri untuk menyeberang. Itu pun tak gratis. Mereka harus membayar ongkos penyeberangan Rp 100 ribu per kendaraan. Sedangkan untuk kendaraan roda dua, ongkos penyeberangan dihargai Rp 15 ribu per sepeda motor.
Menyikapi kondisi ini, pemerintah daerah setempat tak tinggal diam. Kini petugas Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau sudah menutup lubang yang ada dengan sejumlah karung pasir. Karung-karung ini ditumpuk di sejumlah lubang yang ada di ruas jalan di Desa Tumbang Nusa. Sedangkan untuk mengurangi antrean kendaraan bermotor, pemda sudah menyiapkan beberapa mobil penarik.
Sementara dari Pekanbaru, Riau, dilaporkan banjir yang menggenangi sembilan daerah di provinsi itu mulai surut. Sekarang warga yang selama bencana terpaksa mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Sejumlah tenda yang dijadikan pos koordinasi banjir di kawasan Meranti Pandak, pun mulai dibongkar. Warga setempat juga sudah mulai membersihkan pekarangan dan rumah mereka dari kotoran sisa-sisa banjir.
Selain di Pekanbaru, genangan air pun terlihar surut di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, termasuk di Kota Dumai, Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Kabupaten Kuantan Singingi. Sedangkan genangan air di Kabupaten Pelalawan, masih merata [baca: Banjir di Riau Meninggi]. Akibatnya jalan lintas timur sepanjang lima kilometer yang melintasi kabupaten itu belum bisa dilalui kendaraan.
Seperti di Riau, banjir di beberapa daerah di Jambi mulai surut. Tapi para pengungsi belum kembali ke rumah masing-masing. Mereka memilih tetap bertahan di sejumlah tenda penampungan. Alasannya mereka sudah tak punya persediaan makanan. Soalnya selama banjir merendam permukiman, mereka sudah tidak bekerja. Lahan mereka juga banyak yang rusak diterjang banjir.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)