Pada hari pertama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham PT Siloam International Hospitals (SILO) naik Rp 200 (2,22%) menjadi Rp 9.200 per saham pada perdagangan Kamis (12/9/2013) pada 09:12 WIB, dari sebelumnya Rp 9.000 per saham.
Seperti dikutip dari data BEI, pengelola Rumah Sakit Siloam tersebut melepaskan sahamnya ke publik sebesar 156,1 juta lembar saham (14,3%). Dengan harga saham perdana Rp 9.000, Siloam Hospital menargetkan bisa meraup dana segar sebesar Rp 1,4 triliun.
Rencananya emiten berkode SILO itu akan mengalokasikan 52,50% dana hasil pelepasan saham perdana (IPO) untuk pembiayaan investasi, seperti membeli peralatan media, perluasan rumah sakit dan pembangunan rumah sakit yang baru.
Sementara 27,5% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk membayar dana yang diperoleh perseroan dari PT Lippo Karawaci terkait belanja modal perseroan.
Adapun yang bertindak selaku perusahaan penjamin pelaksana emisi (underwriter) pada proses IPO kali ini adalah PT Ciptadana Securities dan PT Credit Suisse Securities Indonesia.
"Dengan SILO melakukan IPO, maka bursa mendapatkan portofolio saham, khususnya di bidang kesehatan," ujar Direktur Penilaian dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hoesen ketika ditemui di Gedung BEI, Jakarta..
Direktur PT Ciptadana Securities, John Herry Teja sebelumnya menyatakan pihaknya optimistis investor lokal dan internasional bakal menyerap saham yang ditawarkanperusahaan meski harga perdana yang dipatok cukup tinggi.
"Kami memang mengalami pertumbuhan yang tinggi. Tapi dengan meningkatnya kinerja perseroan, kami yakin harga yang ditawarkan disaat IPO sebesar Rp 11.200-14.200 per lembar saham, banyak investor akan yang menyerap," ujar John. (Dis/Ndw)
Seperti dikutip dari data BEI, pengelola Rumah Sakit Siloam tersebut melepaskan sahamnya ke publik sebesar 156,1 juta lembar saham (14,3%). Dengan harga saham perdana Rp 9.000, Siloam Hospital menargetkan bisa meraup dana segar sebesar Rp 1,4 triliun.
Rencananya emiten berkode SILO itu akan mengalokasikan 52,50% dana hasil pelepasan saham perdana (IPO) untuk pembiayaan investasi, seperti membeli peralatan media, perluasan rumah sakit dan pembangunan rumah sakit yang baru.
Sementara 27,5% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk membayar dana yang diperoleh perseroan dari PT Lippo Karawaci terkait belanja modal perseroan.
Adapun yang bertindak selaku perusahaan penjamin pelaksana emisi (underwriter) pada proses IPO kali ini adalah PT Ciptadana Securities dan PT Credit Suisse Securities Indonesia.
"Dengan SILO melakukan IPO, maka bursa mendapatkan portofolio saham, khususnya di bidang kesehatan," ujar Direktur Penilaian dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hoesen ketika ditemui di Gedung BEI, Jakarta..
Direktur PT Ciptadana Securities, John Herry Teja sebelumnya menyatakan pihaknya optimistis investor lokal dan internasional bakal menyerap saham yang ditawarkanperusahaan meski harga perdana yang dipatok cukup tinggi.
"Kami memang mengalami pertumbuhan yang tinggi. Tapi dengan meningkatnya kinerja perseroan, kami yakin harga yang ditawarkan disaat IPO sebesar Rp 11.200-14.200 per lembar saham, banyak investor akan yang menyerap," ujar John. (Dis/Ndw)