Apa jawaban Jokowi ketika ditanya soal pencapresan di tengah elektabilitasnya yang kian meninggi? Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu selalu bisa 'ngeles'. Dengan mengaku sibuk mengurusi sejumlah urusan di sudut-sudut Jakarta, Jokowi menolak membeber soal rencana nyapres. Tanah Abang, Waduk Pluit, Waduk Ria Rio diakui sudah cukup menyita perhatiannya.
Namun Jokowi mengaku, itu bukan lah sekadar caranya untuk 'ngeles' soal pencapresan. Melainkan untuk membangun brand Jakarta ke seluruh Indonesia melalui bantuan media. Hal ini dirasa penting agar lokasi-lokasi seperti Waduk Pluit, dan Ria Rio terdengar gaungnya hingga ke luar ibukota.
"Sekalian promosi. Maksudnya kita memang mau membangun nama sebuah tempat. Ya disebut berkali-kali," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Seperti Waduk Ria Rio di Jakarta Timur. Sebenarnya, lanjut dia, banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan waduk itu, bahkan termasuk warga yang tinggal di kawasan itu. Mereka tak akan menyadari waduk yang berada di dekat mereka bernama Ria Rio sampai ramai pemberitaannya. Setelah Pemprov DKI berencana melakukan normalisasi barulah warga DKI mulai mengenal Ria Rio.
Menurutnya, perlu pengenalan terlebih dahulu ke masyarakat sebelum membangun sebuah kawasan. Selain itu juga diperlukan analisa mengenai fungsi suatu wilayah agar dapat diangkat secara maksimal potensinya.
"Perlu analisa. Proses mendengar dari bawah, melihat lapangan, analisa fungsi tempat. Baru memutuskan apa yang mau dibangun. Seperti ruang seni pertunjukan, ruang interaksi yang gratis. Pakai konsep perencanan gambar," tuturnya.
"Pakai semuanya. Nah, kalau tahu potensinya dan kekuatannya. Ya ndak sulit," pungkas Jokowi. (Ndy/Mut)
Namun Jokowi mengaku, itu bukan lah sekadar caranya untuk 'ngeles' soal pencapresan. Melainkan untuk membangun brand Jakarta ke seluruh Indonesia melalui bantuan media. Hal ini dirasa penting agar lokasi-lokasi seperti Waduk Pluit, dan Ria Rio terdengar gaungnya hingga ke luar ibukota.
"Sekalian promosi. Maksudnya kita memang mau membangun nama sebuah tempat. Ya disebut berkali-kali," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Seperti Waduk Ria Rio di Jakarta Timur. Sebenarnya, lanjut dia, banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan waduk itu, bahkan termasuk warga yang tinggal di kawasan itu. Mereka tak akan menyadari waduk yang berada di dekat mereka bernama Ria Rio sampai ramai pemberitaannya. Setelah Pemprov DKI berencana melakukan normalisasi barulah warga DKI mulai mengenal Ria Rio.
Menurutnya, perlu pengenalan terlebih dahulu ke masyarakat sebelum membangun sebuah kawasan. Selain itu juga diperlukan analisa mengenai fungsi suatu wilayah agar dapat diangkat secara maksimal potensinya.
"Perlu analisa. Proses mendengar dari bawah, melihat lapangan, analisa fungsi tempat. Baru memutuskan apa yang mau dibangun. Seperti ruang seni pertunjukan, ruang interaksi yang gratis. Pakai konsep perencanan gambar," tuturnya.
"Pakai semuanya. Nah, kalau tahu potensinya dan kekuatannya. Ya ndak sulit," pungkas Jokowi. (Ndy/Mut)