Kasih Insentif Dong! Tanam Kedelai Lebih Sulit dari Padi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai untuk memicu para petani menanam kedelai perlu dua hal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Sep 2013, 17:06 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai untuk memicu para petani menanam kedelai perlu adanya insentif. Alasan dia, menanam kedelai lebih sulit daripada tanaman padi, misalnya.

Ganjar meminta pemerintah mulai memikirkan insentif tersebut. Jika hal ini tidak dilakukan maka produksi kedelai dalam negeri tidak akan cukup menutupi konsumsi, mengakibatkan Indonesia terus bergantung pada impor.

Sedangkan untuk menanam kedelai, para petani seringkali mendapat beberapa hambatan seperti hama dan musim panen yang minim, tidak seperti padi dan jangung.

"Ya harus dibuat insentif. Problemnya orang menanam kedelai tidak menarik, ada tujuh hama dan produktifitasnya tak sehebat kalau tanam padi atau jagung. Maka itu harus ada insentif kalau tidak maka daulat pangan kita berbahaya, kita akan selalu bergantung asing terutama ke AS maka saya akan bicara khusus dengan Mendag soal politik perdagangannya seperti apa," kata Ganjar di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (12/9/2013).

Menurut dia, selain memberi insentif, cara lain menggenjot produksi kedelai dalam negeri adalah dengan memberikan penugasan ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Penanaman kedelai yang dilakukan BUMD sendri menggunakan sistem tanam rugi.

"Ada dua apakah kita menjamin harganya nanti atau kalau tidak memberi insentif buat petani. Kalau petani tidak mau, insentif ngga ada saya memunculkan pikiran negara harus ambil pioneering, menurut saya kalau kontek, tutur dia.

Dia mengakui jika Provinsi Jawa Tengah belum bisa melakukan swasembada kedelai, termasuk swasembada bawang putih.

"Nggak kalau kedelai kita minus. Bawang putih kita kurang, kita yang banyak bawang merah. Kedelai dulu banyak, sekarang nasional kita kurang, di Jateng juga kurang," tutup dia. (Pew/Nur/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya