Japan Bank for International Cooperation (JBIC) memuji ketangguhan ekonomi Indonesia di hadapan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mahendra Siregar.
Chief Executive Officer (CEO) JBIC Hiroshi Watanabe mengatakan, di tengah badai krisis ekonomi dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu mengecap pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
"Melihat ekonomi dunia saat ini ada perubahan cukup besar, mengingat Eropa sedang dilanda kesulitan pertumbuhan," ujar dia saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Namun kondisi berbeda dirasakan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terutama negara kelautan yang tetap mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
"Indonesia, Filipina, Australia dan Jepang adalah negara-negara yang ekonominya sustain. Maka dari itu, JIBC dan pemerintah Indonesia melakukan kerja sama untuk meningkatkan pembiayaan investasi karena dapat memberikan pengaruh positif untuk Asia dan dunia," tutur Watanabe.
Indonesia, menurut data Kementerian Keuangan, merupakan konsumer terbesar JBIC dengan portofolio pinjaman dan garansi senilai 1 triliun yen Jepang.
Meski begitu, hasil yang dicapai dari pendanaan tersebut sangat memuaskan hingga menempatkan Indonesia di posisi pertama.
Bahkan Watanabe membeberkan hasil angket JBIC yang menunjukkan bahwa perusahaan Jepang yang ingin berinvestasi di luar Jepang memilih Indonesia sebagai tujuan investasi favorit di posisi kelima pada 2011. Lalu naik di urutan ketiga dari hasil angket tahun 2012.
"Diharapkan keadaan ekonomi Indonesia bisa lebih baik dengan sejumlah perbaikan di sektor infrastruktur karena kami sangat memberikan perhatian besar bagi negara di Asia, terutama Indonesia," harap Watanabe. (Fik/Nur)
Chief Executive Officer (CEO) JBIC Hiroshi Watanabe mengatakan, di tengah badai krisis ekonomi dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu mengecap pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
"Melihat ekonomi dunia saat ini ada perubahan cukup besar, mengingat Eropa sedang dilanda kesulitan pertumbuhan," ujar dia saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Namun kondisi berbeda dirasakan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terutama negara kelautan yang tetap mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
"Indonesia, Filipina, Australia dan Jepang adalah negara-negara yang ekonominya sustain. Maka dari itu, JIBC dan pemerintah Indonesia melakukan kerja sama untuk meningkatkan pembiayaan investasi karena dapat memberikan pengaruh positif untuk Asia dan dunia," tutur Watanabe.
Indonesia, menurut data Kementerian Keuangan, merupakan konsumer terbesar JBIC dengan portofolio pinjaman dan garansi senilai 1 triliun yen Jepang.
Meski begitu, hasil yang dicapai dari pendanaan tersebut sangat memuaskan hingga menempatkan Indonesia di posisi pertama.
Bahkan Watanabe membeberkan hasil angket JBIC yang menunjukkan bahwa perusahaan Jepang yang ingin berinvestasi di luar Jepang memilih Indonesia sebagai tujuan investasi favorit di posisi kelima pada 2011. Lalu naik di urutan ketiga dari hasil angket tahun 2012.
"Diharapkan keadaan ekonomi Indonesia bisa lebih baik dengan sejumlah perbaikan di sektor infrastruktur karena kami sangat memberikan perhatian besar bagi negara di Asia, terutama Indonesia," harap Watanabe. (Fik/Nur)
