Sejak dipimpin Gubernur Agus Martowardojo, Bank Indonesia dalam 4 bulan (Juni-September 2013) sudah menaikkan suku bunga sebanyak 150 basis poin dari semula 5,75% menjadi 7,25%. Ekonom asing melihat BI sebagai bank sentral yang sangat agresif
BI mengambil langkah menaikkan suku bunga karena kondisi rupiah dan inflasi yang sedang dalam tekanan besar.
Credit Agricole, grup perbankan ritel terbesar kedua di Eropa memprediksi dalam laporannya bahwa aksi jual portofolio di Indonesia memang masih akan terus berlanjut. Hal tersebut mengingat negara berkembang seperti Indonesia dan India sangat tergantung pada aliran dana masuk guna mengatasi defisit transaksi berjalan.
Meski begitu, menurut ekonom asing dari Capital Economics Asia, Gareth Leather, Indonesia tak perlu agresif menaikkan suku bunganya. Walaupun memang ada kekhawatiran dampak ketidakpastian pengetatan program stimulus The Fed.
"Kami yakin pergelutan nilai tukar mata uang di negara berkembang akan segera berakhir dan tak akan ada penarikan dana keluar lanjutan, dengan begitu, Indonesia tak perlu secara agresif menaikkan suku bunganya," ujar Leather seperti dilansir dari The Malaysian Insider, Jumat (13/9/2013).
Namun dia juga mengatakan, ketidakpastian pengetatan program stimulus The Fed dapat memicu kekacauan volatilitas lebih lanjut, dan mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut di Indonesia. (Sis/Igw)
BI mengambil langkah menaikkan suku bunga karena kondisi rupiah dan inflasi yang sedang dalam tekanan besar.
Credit Agricole, grup perbankan ritel terbesar kedua di Eropa memprediksi dalam laporannya bahwa aksi jual portofolio di Indonesia memang masih akan terus berlanjut. Hal tersebut mengingat negara berkembang seperti Indonesia dan India sangat tergantung pada aliran dana masuk guna mengatasi defisit transaksi berjalan.
Meski begitu, menurut ekonom asing dari Capital Economics Asia, Gareth Leather, Indonesia tak perlu agresif menaikkan suku bunganya. Walaupun memang ada kekhawatiran dampak ketidakpastian pengetatan program stimulus The Fed.
"Kami yakin pergelutan nilai tukar mata uang di negara berkembang akan segera berakhir dan tak akan ada penarikan dana keluar lanjutan, dengan begitu, Indonesia tak perlu secara agresif menaikkan suku bunganya," ujar Leather seperti dilansir dari The Malaysian Insider, Jumat (13/9/2013).
Namun dia juga mengatakan, ketidakpastian pengetatan program stimulus The Fed dapat memicu kekacauan volatilitas lebih lanjut, dan mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut di Indonesia. (Sis/Igw)