Tiga hari pasca-bentrok antar 2 kelompok warga di Puger, Jember, Jawa Timur, kini situasi mulai kondusif. Sementara para personel TNI-Polri membantu membersihkan kerusakan dan puing-puing di lingkungan Ponpes Darus Sholihin.
Sementara tim penyidik Polres Jember masih melakukan identifikasi sejumlah kerusakan masjid sekolah dan fasilitas pondok lain, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (13/9/2013).
Akibat perselisihan yang berujung bentrok pada Rabu 11 September 2013 lalu, aktivitas pondok dan sekolah diliburkan selama sepekan. Sejauh ini polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus perusakan maupun penganiayaan yang berujung tewasnya seorang warga, Eko Mardi.
Polisi masih melakukan penyelidikan dan memeriksa intensif 13 saksi, termasuk mencari 6 orang yang dianggap sangat mengetahui pokok permasalahan. Bentrok 2 kelompok warga dari paham berbeda, yaitu Syiah dan Sunni, berawal dari acara karnaval peringatan 17 Agustus oleh simpatisan Ponpes Darus Sholihin.
Acara ini sempat dilarang Muspika setempat karena khawatir memicu kejadian serupa pada 2012 lalu. Namun mereka memaksa dan bentrok dengan polisi yang memblokade jalan.
Diduga saat pondok pesantren sepi, sekelompok warga yang menolak karnaval menyerang ponpes dan merusak sejumlah fasilitas di dalamnya, termasuk masjid dan sejumlah kendaraan. (Ndy/Yus)
Sementara tim penyidik Polres Jember masih melakukan identifikasi sejumlah kerusakan masjid sekolah dan fasilitas pondok lain, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (13/9/2013).
Akibat perselisihan yang berujung bentrok pada Rabu 11 September 2013 lalu, aktivitas pondok dan sekolah diliburkan selama sepekan. Sejauh ini polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus perusakan maupun penganiayaan yang berujung tewasnya seorang warga, Eko Mardi.
Polisi masih melakukan penyelidikan dan memeriksa intensif 13 saksi, termasuk mencari 6 orang yang dianggap sangat mengetahui pokok permasalahan. Bentrok 2 kelompok warga dari paham berbeda, yaitu Syiah dan Sunni, berawal dari acara karnaval peringatan 17 Agustus oleh simpatisan Ponpes Darus Sholihin.
Acara ini sempat dilarang Muspika setempat karena khawatir memicu kejadian serupa pada 2012 lalu. Namun mereka memaksa dan bentrok dengan polisi yang memblokade jalan.
Diduga saat pondok pesantren sepi, sekelompok warga yang menolak karnaval menyerang ponpes dan merusak sejumlah fasilitas di dalamnya, termasuk masjid dan sejumlah kendaraan. (Ndy/Yus)