4 Artefak Hilang, Mendikbud: Bisa Saja Kesengajaan

Hilangnya 4 artefak peninggalan sejarah di Museum Nasional atau Museum Gajah dinilai sebagai akibat minimnya pengamanan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 13 Sep 2013, 12:32 WIB
Hilangnya 4 artefak peninggalan sejarah di Museum Nasional atau Museum Gajah yang terjadi pada Rabu 11 September dinilai sebagai akibat minimnya sistem pengamanan dan keamanan di Museum tersebut.

Mendikbud M Nuh menduga hilangnya 4 artefak bersejarah itu karena adanya unsur kesengajaan. Ia juga mempertanyakan, bagaimana sistem keamanan dan CCTV yang mengawasi tempat artefak tersebut disimpan.

"Bisa saja terjadi karena kesengajaan. Setiap ruangan setiap barang ada detektornya. CCTV juga tidak hanya 1 TV yang dipasang," kata Nuh ketika mendatangi Museum Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2013).

Nuh juga menyesalkan minimnya sistem keamanan di Museum Nasional sehingga 4 artefak hilang. Ia menjelaskan kaca tempat menyimpan artefak tersebut bisa dihancurkan jika sistem pengamanannya tidak canggih.

"Di setiap vitrin (kaca tempat menyimpan artefak) ada detector eletronik, kalau kaca dibuka paksa pasti bunyi, tapi kalau ada orang yang mengerti elektro pasti mudah ngancurin dengan cara frekuensi diganggu. Kalau alat tidak canggih bisa dirusak sama elektronik," ungkap Nuh.

Ia pun menekankan, sistem keamanan dan pengamanan di Museum Nasional harus ditingkatkan dan dicanggihkan.

"Oleh karena itu, sistem security-nya harus dicanggihkan. Harus di-upgrade, tiap saat ganti-ganti. Harus diganti ke generasi yang bagus lagi," pungkas Nuh.

3 Lempeng emas dan 1 wadah emas koleksi Museum Nasional hilang pada Rabu 11 September lalu. Keempat artefak kuno itu merupakan peninggalan Mataram Kuno berusia 1.000 tahun. Artefak itu yakni lempengan Naga Mendekam, Bulan Sabit Beraksara, Wadah Bertutup Cepuk, dan Harihara. Semuanya dilapisi dan terbuat dari emas. (Tnt/Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya