Polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lantai II Museum Nasional atau Museum Gajah menemukan kerusakan pada lemari tempat penyimpanan 4 artefak yang dicuri. Kerusakan itu diduga disebabkan upaya membuka paksa oleh para pencuri.
"Kami temukan ada kerusakan benda keras di lemari yang menyimpan 4 artefak tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan saat ditemui Museum Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2013).
Menurut dia, kerusakan pada lemari yang terletak di Ruang Khazanah Emas tersebut disebabkan oleh congkelan obeng. "Sementara pencurian diduga menggunakan obeng. Dalam olah TKP memang ada display yang rusak," tambah Tatan.
Aksi pencurian artefak peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-10 tersebut terjadi pada Rabu 11 September, sekitar pukul 09.00 WIB. Keempat artefak itu adalah Lempengan Naga, Lempengan Bulan Sabit Beraksara, Wajan bertutup Cepuk, dan Lempengan Harihara.
Sementara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan akan menggandeng lembaga-lembaga lelang, baik nasional maupun internasional, untuk melacak 4 artefak berlapis emas yang raib itu. Selain itu, Nuh juga akan berkomunikasi dengan asosiasi arkeolog.
Untuk antisipasi kejadian serupa, sistem keamanan di museum segera ditingkatkan dengan menaikkan tingkat sensitifitas alat detektor. Sebab, sistem keamanan yang terpasang di museum saat ini mudah diacak frekuensinya. Sehingga jika terjadi pencurian, sistem alarm tersebut tidak bekerja. (Eks/Yus)
"Kami temukan ada kerusakan benda keras di lemari yang menyimpan 4 artefak tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan saat ditemui Museum Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2013).
Menurut dia, kerusakan pada lemari yang terletak di Ruang Khazanah Emas tersebut disebabkan oleh congkelan obeng. "Sementara pencurian diduga menggunakan obeng. Dalam olah TKP memang ada display yang rusak," tambah Tatan.
Aksi pencurian artefak peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-10 tersebut terjadi pada Rabu 11 September, sekitar pukul 09.00 WIB. Keempat artefak itu adalah Lempengan Naga, Lempengan Bulan Sabit Beraksara, Wajan bertutup Cepuk, dan Lempengan Harihara.
Sementara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan akan menggandeng lembaga-lembaga lelang, baik nasional maupun internasional, untuk melacak 4 artefak berlapis emas yang raib itu. Selain itu, Nuh juga akan berkomunikasi dengan asosiasi arkeolog.
Untuk antisipasi kejadian serupa, sistem keamanan di museum segera ditingkatkan dengan menaikkan tingkat sensitifitas alat detektor. Sebab, sistem keamanan yang terpasang di museum saat ini mudah diacak frekuensinya. Sehingga jika terjadi pencurian, sistem alarm tersebut tidak bekerja. (Eks/Yus)