Polri Minta Tambah Anggaran, DPR: Efisienkan!

Tambahan anggaran untuk membeli perangkat pelindung polisi dinilai bukanlah jawaban atas maraknya penembakan polisi.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 14 Sep 2013, 15:08 WIB
Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika tidak menyetujui keinginan Polri yang membutuhkan anggaran untuk membeli perangkat pelindung helm, rompi anti peluru dan lain-lain untuk anggota kepolisian. Menurut Polri, perangkat itu dibutuhkan menyusul insiden penembakan yang menewaskan sejumlah polisi dalam waktu 6 bulan terakhir.

Gede Pasek Suardika menilai solusi masalah bukanlah penambahan anggaran, melainkan pengefisienan anggaran.

"Efisienkan anggaran. Kalau anggaran sudah minimalis jangan lakukan (belanjakan) yang maksimalis. Jadi fokusnya apa, kalau pendidikan misalnya apa, kalau di lapangan apa saja. Jadi pengadaan yang lebih besar bisa diganti dengan skala prioritas," ujar Pasek dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).

Pasek menuturkan anggaran harus disesuaikan dengan kebutuhan minimal. Misalnya, melengkapi persenjataan Brimob. "Atau misalnya kuda yang dipakai polisi itu dipakai berapa kali? Efektivitasnya dilakukan dulu," imbuh Pasek.

Terlepas dari masalah anggaran, Pasek mengajak masyarakat memberikan dukungan polisi agar mentalnya kembali seperti semula. Selain itu juga, Pasek meminta kesenjangan polisi diperhatikan.

"Sehingga mereka yang di level bawah tidak perlu sibuk-sibuk cari side job dan yang di atas juga tidak sibuk meningkatkan pendapatan dengan cara side job juga. Kembali ke ranah profesional," tandas Pasek.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan lembaganya membutuhkan anggaran tambahan untuk membeli alat pelindung guna menambah rasa aman bagi anggotanya yang bekerja di lapangan. Alat itu juga untuk persiapan menghadapi kondisi darurat kepolisian menyusul maraknya insiden penembakan terhadap anggota Polri.

Dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura, polisi lalu lintas di sana memiliki rompi anti peluru. Sehingga, lanjut Ronny, bila ada suatu kejadian, mereka siap menanganinya. "Lihat anggota lalin kita, tidak semua dilengkapi seperti itu," ujar Ronny.

Indien penembakan sejak Juli 2013 lalu telah menewaskan 4 polisi dan 2 terluka. Terakhir, Jumat 13 September malam, Briptu Ruslan menjadi korban perampokan bersenjata api oleh 4 pelaku di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Ruslan selamat namun kaki kiri korban tertembus timah panah ditembak pelaku dan Motor Kawasaki Ninjanya dibawa kabur pelaku. (Adi/Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya