Perseru Serui menyeruak ke jajaran elite sepak bola nasional setelah berhasil meraih runner up Divisi Utama PT Liga Indonesia musim 2012/13. Sebelumnya, nyaris tak ada yang tahu apa dan siapa itu Perseru Serui. Sebuah klub asal kepulauan Yapen Papua ini sudah membuka mata pencinta sepak bola akan besarnya potensi sepak bola Papua.
Sebelum memastikan akan berkiprah di Indonesia Super League (ISL) musim depan, Perseru Serui adalah tim semenjana yang bahkan sering gagal di kompetisi seputaran Papua sendiri. "Kami dulu sering kalah oleh PS Biak setiap akan naik kelas," ujar Direktur Utama PT Perserui, Yance Banua kepada wartawan.
Berikut lima fakta menarik terkait klub yang diapit oleh pulau Biak dan Papua ini:
Sejak 1969
Perseru Serui adalah sebuah kesebelasan yang sudah terbentuk sejak 1969. Sejak terbentuk, Perseru Serui hanya berkiprah di kompetisi amatir saja. Bahkan, di kompetisi antar Papua dan Maluku, seperti diceritakan Yance, Perseru Serui sulit bersaing.
Modal Rp 5 Miliar
Perseru Serui menghabiskan uang kurang lebih Rp 5 Miliar untuk mengarungi Divisi Utama musim ini. Uang didapatkan dari sponsor bank Papua, PT Liga Indonesia dan pemerintah daerah. Pengeluaran terbesar ada di transportasi. Tak adanya bandara memadai membuat Perseru harus melakukan perjalanan lama setiap kali tandang.
Manajemen Terbuka
Perseru Serui menerapkan kebijakan manajemen terbuka. Pemain lokal bahkan hanya digaji Rp 5 juta per bulan. Ini untuk mensiasati minimnya keuangan tim.
Momen Kebangkitan
Perseru Serui mulai beruntung menapaki sepak bola nasional setelah tampil di Divisi Tiga pada 2007. Sejak itu, kiprah Perserui terus naik sampai Divisi Utama dan kini Indonesia Super League.
Kabupaten Berpenduduk Sedikit
Perseru Serui terletak di kepulauan Yapen yang berdasarkan statistik terakhir hanya dihuni oleh sekitar 85 ribu jiwa. Kelautan menjadi profesi utama warga Serui. (Def)
Sebelum memastikan akan berkiprah di Indonesia Super League (ISL) musim depan, Perseru Serui adalah tim semenjana yang bahkan sering gagal di kompetisi seputaran Papua sendiri. "Kami dulu sering kalah oleh PS Biak setiap akan naik kelas," ujar Direktur Utama PT Perserui, Yance Banua kepada wartawan.
Berikut lima fakta menarik terkait klub yang diapit oleh pulau Biak dan Papua ini:
Sejak 1969
Perseru Serui adalah sebuah kesebelasan yang sudah terbentuk sejak 1969. Sejak terbentuk, Perseru Serui hanya berkiprah di kompetisi amatir saja. Bahkan, di kompetisi antar Papua dan Maluku, seperti diceritakan Yance, Perseru Serui sulit bersaing.
Modal Rp 5 Miliar
Perseru Serui menghabiskan uang kurang lebih Rp 5 Miliar untuk mengarungi Divisi Utama musim ini. Uang didapatkan dari sponsor bank Papua, PT Liga Indonesia dan pemerintah daerah. Pengeluaran terbesar ada di transportasi. Tak adanya bandara memadai membuat Perseru harus melakukan perjalanan lama setiap kali tandang.
Manajemen Terbuka
Perseru Serui menerapkan kebijakan manajemen terbuka. Pemain lokal bahkan hanya digaji Rp 5 juta per bulan. Ini untuk mensiasati minimnya keuangan tim.
Momen Kebangkitan
Perseru Serui mulai beruntung menapaki sepak bola nasional setelah tampil di Divisi Tiga pada 2007. Sejak itu, kiprah Perserui terus naik sampai Divisi Utama dan kini Indonesia Super League.
Kabupaten Berpenduduk Sedikit
Perseru Serui terletak di kepulauan Yapen yang berdasarkan statistik terakhir hanya dihuni oleh sekitar 85 ribu jiwa. Kelautan menjadi profesi utama warga Serui. (Def)