Melongok Rumah Penyiksaan Wanita Penjual Kopi di Tol Kebon Jeruk

Kini, rumah bedeng tersebut tampak berantakan. garis polisi terlihat masih terpasang.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 16 Sep 2013, 13:14 WIB
Rumah bedeng itu letaknya tak jauh dari Pintu Tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ukurannya sekitar 12X7 meter. Kondisinya sudah reot. Dinding berbahan kayu ditambal dengan tripleks di sana-sini. Di sekitarnya pun sangat kotor, banyak tumpukan kayu dan sampah.

Pengamatan Liputan6.com di lokasi, Senin (16/9/2013), di dalam rumah bedeng yang dilengkapi dengan 3 toilet kotor itu terdapat sejumlah kamar. Sebuah ruangan yang sepertinya bekas difungsikan sebagai musala juga ada di dalam bedeng tersebut. Ukurannya tak lebih dari 2X3 meter. Namun kondisinya sangat kotor.

Di belakang rumah bedeng itu, terdapat sebuah kamar sempit, ukurananya tak lebih dari 2X3 meter. Di kamar itulah seorang wanita penjual kopi berinisial H disekap dan disiksa oleh sejumlah pria. Selama 3 hari, sejak Jumat 13 September hingga Mingggu 15 September, wanita 46 tahun itu menerima siksaan keji dari para preman jalanan itu.

Ibu anak 4 itu berhasil kabur pada Minggu sekitar pukul 05.00 WIB kemarin mengaku disundut rokok dan ditetesi lelehan plastik yang dibakar. Tak hanya itu deraan siksa yang diterima, para pelaku juga memasukkan kayu ke kemaluan H. Siksaan itu diterima H gara-gara menolak memberikan uang Rp 100 ribu kepada para preman jalang itu.

Kini, kamar yang diduga sebagai tempat penyekapan dan penyiksaan itu tampak berantakan. Garis polisi berwarna kuning masih terlihat terpasang di kamar dan "rumah horor" tersebut. Puing-puing bangunan yang berantakan bekas penggerebakan polisi kemarin juga masih tamapak berserakan.

Di lantai "kamar durjana" itu terdapat beberapa pakaian, seperti celana dan sarung, berbaur dengan puing-puing bangunan. Terlihat ada bercak darah di sarung berwarna hijau dan celana berwarna abu-abu yang berserak di lantai jorok tersebut.

Yang lebih miris dari kasus penyekapan dan penyiksaan ini, ternyata warga sekitar mengetahui adanya aksi biadab para preman ini. Tengok saja di depan rumah penyiksaan itu. Sebuah warung makan berdiri. Namun, warung yang biasanya meriah oleh pengunjung itu, pada hari ini menjadi sepi, pemiliknya tidak berdagang.

Di warung yang tutup itu masih terlihat adanya beberapa peralatan memasak seperti kompor, panci, dan lainnya. Masih terlihat juga beberapa peralatan makan yang masih terpajang di dalam etalase warung tersebut.

Meski kawasan sekitar terbilang ramai, tak satu pun warga sekitar yang melaporkan penyekapan tersebut ke polisi. Warga mengaku takut untuk melapor ke polisi. Sungguh, warga Ibukota dalam "cengkeraman" preman.

Kasus ini baru terungkap setelah H berhasil kabur saat 3 preman yang menyekapnya masih terlelap tidur. Dengan telanjang dan tangan masih terikat, H kabur dan meminta tolong kepada seorang satpam apartemen. Belakangan, polisi membekuk seorang pria bernama Frengky yang diduga menjadi pelaku utama penyiksaan itu. (Eks/Ism)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya