PT Pertamina (persero) resmi membuka tender pengadaan fatty acid methyl ester (FAME) sebanyak 6,6 juta kiloliter (kl) sebagai bahan campuran solar.
"Hari ini kami umumkan di media-media saja," ujar Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan mengaku saat ditemui sebelum Rapat Kerja (Raker) di gedung DPR, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Perihal mengenai jumlah produsen pengolahan kelapa sawit yang ikut tender, Karen belum mengetahuinya secara pasti.
"Belum tahu berapa produsen yang ikut. Baru pengumuman dulu, nanti kan mereka (produsen) mengembalikannya ke kami," papar dia.
Sebelumnya, VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, tender pengadaan FAME akan diumumkan dalam pekan ini dengan mengundang perusahaan nasional yang memenuhi syarat.
Menurut dia, tender tersebut dalam rangka mendapatkan pasokan FAME selama dua tahun, yaitu 2014 dan 2015 dengan volume 6,6 juta KL atau 3,3 juta KL per tahun.
“Tender akan segera diumumkan pada minggu ini dan akan secepatnya dilaksanakan sehingga kebutuhan untuk tahun 2014 dan 2015 sebanyak 3,3 juta KL per tahun dapat terpenuhi. Dengan volume sebesar itu, diharapkan dapat menekan nilai impor solar sedikitnya US$2,6 miliar per tahun," tutur dia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 32 tahun 2008, pihaknya terus meningkatkan penggunaan FAME, dari semula hanya 126.098 kl atau setara dengan 2,4 juta kl biosolar pada 2008 menjadi 669.245 kl atau setara 9,3 juta kl biosolar.
Mulai awal tahun 2012, 70% solar PSO yang didistribusikan ke masyarakat telah mengandung 7,5% FAME, bahkan terhitung sejak 1 September 2013 atau 2 hari paska penerbitan Permen ESDM No.25 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri ESDM No.32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN Sebagai Bahan Bakar Lain, kandungan FAME tersebut telah ditingkatkan menjadi 10%.
Seiring dengan penambahan infrastruktur untuk "blending" di wilayah Indonesia Bagian Timur maka diharapkan pada tahun 2014 nanti seluruh solar PSO sudah akan dicampur dengan 10% FAME.
“Selain dicampurkan dengan solar PSO, FAME juga akan dicampurkan dengan diesel untuk keperluan Non PSO, listrik, serta industri dan komersial secara bertahap hingga akhir tahun. Untuk tahun ini penyerapan biosolar diproyeksikan dapat mencapai 1,1 juta kl. (Fik/Nur)
"Hari ini kami umumkan di media-media saja," ujar Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan mengaku saat ditemui sebelum Rapat Kerja (Raker) di gedung DPR, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Perihal mengenai jumlah produsen pengolahan kelapa sawit yang ikut tender, Karen belum mengetahuinya secara pasti.
"Belum tahu berapa produsen yang ikut. Baru pengumuman dulu, nanti kan mereka (produsen) mengembalikannya ke kami," papar dia.
Sebelumnya, VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, tender pengadaan FAME akan diumumkan dalam pekan ini dengan mengundang perusahaan nasional yang memenuhi syarat.
Menurut dia, tender tersebut dalam rangka mendapatkan pasokan FAME selama dua tahun, yaitu 2014 dan 2015 dengan volume 6,6 juta KL atau 3,3 juta KL per tahun.
“Tender akan segera diumumkan pada minggu ini dan akan secepatnya dilaksanakan sehingga kebutuhan untuk tahun 2014 dan 2015 sebanyak 3,3 juta KL per tahun dapat terpenuhi. Dengan volume sebesar itu, diharapkan dapat menekan nilai impor solar sedikitnya US$2,6 miliar per tahun," tutur dia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 32 tahun 2008, pihaknya terus meningkatkan penggunaan FAME, dari semula hanya 126.098 kl atau setara dengan 2,4 juta kl biosolar pada 2008 menjadi 669.245 kl atau setara 9,3 juta kl biosolar.
Mulai awal tahun 2012, 70% solar PSO yang didistribusikan ke masyarakat telah mengandung 7,5% FAME, bahkan terhitung sejak 1 September 2013 atau 2 hari paska penerbitan Permen ESDM No.25 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri ESDM No.32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN Sebagai Bahan Bakar Lain, kandungan FAME tersebut telah ditingkatkan menjadi 10%.
Seiring dengan penambahan infrastruktur untuk "blending" di wilayah Indonesia Bagian Timur maka diharapkan pada tahun 2014 nanti seluruh solar PSO sudah akan dicampur dengan 10% FAME.
“Selain dicampurkan dengan solar PSO, FAME juga akan dicampurkan dengan diesel untuk keperluan Non PSO, listrik, serta industri dan komersial secara bertahap hingga akhir tahun. Untuk tahun ini penyerapan biosolar diproyeksikan dapat mencapai 1,1 juta kl. (Fik/Nur)