SPBU RI Harus Bau Minyak Goreng Bukan Solar

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menginginkan Indonesia terus menambah campuran Bahan Bakar Nabati pada Bahan Bakar Minyak.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Sep 2013, 19:30 WIB
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menginginkan Indonesia terus menambah campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) pada Bahan Bakar Minyak (BBM), seperti yang dilakukan Brazil. Negara ini berani mencampur BBN dalam BBM hingga 100%.

Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) BPPT, Unggul Priyanto mengatakan saat ini Brazil telah berhasil menyerap 100% campuran BBN pada BBM. Hal ini dinilai menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menekan impor minyak.

Efek dari penyerapan 100%, kata dia, BBN stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tidak lagi tercemar dengan aroma solar.

"Brazil pemerintahnya bisa menekan, bisa 100%. Pom bensin bukan bau bensin tapi bau alkohol, saya inginkan di Indonesia juga begitu pom bensin bukan bau solar tapi bau minyak goreng," kata Unggul di Kantor BPPT, Jakarta, Senin (16/9/2013).

Dia menilai saat ini kondisi produksi minyak Indonesia tidak bisa diandalkan. Penyebabnya karena belum ada lagi temuan cadangan minyak besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

"Kita tidak bisa mengharapkan produksi minya seperti dulu, sementara konsumsi sejalan peningkatan ekonomi konsumsi kita akan naik, kekurangan itu ditutup dengan impor," ungkap dia.

Sebab itu, lanjut dia, untuk meningkatkan kandungan BBN pada BBM Indonesia harus melupakan harapan produksi minyak nasional akan kembali bertambah. Harapan yang terus ada membuat Indonesia terus bergantung pada minyak dan peningkatan penyerapan BBN tidak akan berjalan.

"Sudahlah jangan berfikir lagi produksi minyak naik, kita bukan Arab Saudi, bukan Qatar, kalau begitu tidak jalan. Impor minyak naik," tegas dia. (Pew/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya