Awaspala Ingin Taklukkan Puncak-puncak di Indonesia

Komunitas ini berasal dari segala penjuru pulau Jawa dan berbagai macam profesi.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Sep 2013, 09:55 WIB
Citizen6, Jakarta: Pada 24 Agustus 2013,  setiap orang memegang cabe rawit dengan tangan kanannya dan berfilosofi tentang cabe:  “bagaikan makan cabe ini, jangan disaat manisnya aja kita kumpul disaat tidak enakpun kita harus tetep kompak, setuju?” Setidaknya kata-kata tersebut yang diucapkan salah seorang dari kami yang mengawali  terbentuknya komunitas kami.

Dengan memakan sebuah cabe rawit dengan tidak minum selama 5 menit merupakan perlambangan kekompakan kami walau itu menyakitkan, susah senang tanggung bersama.

Begitulah prosesi awal mula komunitas kami didirikan setelah 2 bulan kami melakukan perjalanan yang luar biasa. Perjalanan tersebut merupakan tujuan awal yang mempertemukan kami. Tujuan tersebut ialah Gunung Semeru yang merupakan puncak tertinggi di pulau Jawa. Kami semua terkena kutukan yang terkenal dikalangan pendaki, yaitu “sekelompok orang yang bersama-sama menempuh perjalanan menuju Mahameru (nama puncak Gunung Semeru) maka persahabatannya akan abadi”.  Setidaknya itulah yang kami rasakan sampai saat ini.

Dalam perjalanan yang bisa dibilang mempertaruhkan nyawa tersebut, karena alam liarlah yang harus kita hadapi membuat kita semakin terikat satu sama lain. Sampai tercetuslah nama komunitas kami selama perjalanan itu, yaitu AWASPALA. Nama yang unik mengingat didapatnya juga unik. Nama tersebut sering diucapkan orang untuk mengingatkan orang lain kalau ada dahan setinggi kepala, ya... apalagi kalau bukan bilang.. Awaspala....!!!. Belakangan ini baru kita temukan kepanjangannya yaitu Assosiasi Wanna Satria Penggiat Alam.

Komunitas ini terdiri dari 12 orang dari segala penjuru pulau Jawa dan berbagai macam profesi, ada yang menjabat sebagai guru disebuah sekolah negri Jakarta, pegawai kantoran, jurnalis, dan mahasiswa. Dengan satu orang sebagai inisiator dengan sejuta ide-idenya yang sering dijuluki TS (Trip Started), karena memang dialah yang mengumpulkan kami semua. 

Komunitas kamipun mempunyai tradisi yang unik, yaitu jika ada salah seorang dari kami yang ulang tahun maka kami akan mengadakan sebuah trip untuk sekedar tiup lilin. Sederhana tetapi itu sangat berkesan buat kami. Seseorang yang disebut “mami awaspala” lah yang menjadi pelopornya.

Walau kami terkesan sering jalan-jalan bukan berarti kami banyak uang, akan tetapi semua kita lakukan dengan low budget. Sang TS lah yang menjadi konseptor setiap acara mulai dari merancang perjalanan sampai budgetting seminim mungkin.  Sang TS jugalah yang memberikan tantangan kepada kami untuk bisa mengibarkan bendera “AWASPALA” dipuncak-puncak indonesia.

Tujuannya sederhana, hanya untuk mengingatkan kepada para pendaki lainnya bahwa “puncak adalah bonus, pulang kerumah dengan selamat adalah tujuan utama”. Dengan logo berawalan “AWAS..” setidaknya kita sudah memberikan warning kepada mereka walaupun makna sebenarnya bukan itu hehe 

Komunitas kami terbuka untuk umum bagi yang ingin bergabung maupun sekedar sharing, dengan setiap bulannya mengadakan kopdar (kopi darat) untuk merayakan ulang tahun anggota atau merancanakan sebuah trip. (Hafit Agustian/kw)

Hafit Agustian adalah pewarta warga

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan,wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai 10-20 September ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.



Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya