[VIDEO] Kapasitas Tol Jakarta 120 Ribu Mobil, yang Lewat 200 Ribu

Sekitar 200 ribu mobil melalui tol dalam kota Jakarta setiap hari. Angka ini lebih tinggi dari kapasitas tol yang cuma 120 ribu per hari.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 18 Sep 2013, 10:10 WIB
Sebagai jantung perekonomian di negeri ini, jumlah orang yang berlalu lalang di Jakarta terus meningkat. Setidaknya, 200 ribu mobil melalui tol dalam kota setiap hari. Angka ini lebih tinggi dari kapasitas tol tersebut yang cuma 120 ribu per hari.

“Memang sudah over capacity jadi volume kendaraannya itu pada jam-jam tertentu sudah tidak bisa ditampung lagi,” jelas Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Ghazali saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Rabu (18/9/2013).

Tingginya pertumbuhan kendaraan di Jakarta tidak dapat diikuti penambahan jalan baru sehingga kemacetan bertambah parah. Achmad menyebutkan saat ini jalan di Jakarta hanya sekitar 7%-8% dari total luas wilayah Jakarta. Sementara di New York, Amerika Serikat dan Jepang, sudah mencapai 20%.

"Potensi pergerakan di Jakarta itu luar biasa. Bikin jalan baru di mana saja pasti langsung macet," jelas Achmad.

Kemacetan yang terjadi di Jakarta, menurut Achmad, tidak hanya merugikan pengguna jalan tol tapi juga operatornya.  Dengan macetnya, jumlah mobil yang keluar masuk berkurang sehingga potensi tambahan pendapatan terkikis.

Achmad menuturkan, ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kemacetan. Pertama menambah kapasitas dengan melebarkan jalan. Namun masalahnya, pada ruas-ruas tertentu tidak bisa dilebarkan karena sudah tidak ada lahan lagi.

Kedua, membangun jaringan jalan baru. Achmad menyebutkan saat ini terdapat jaringan jalan tol baru dengan panjang lebih dari 200 kilometer yang akan dibangun di Jakarta.

"Pembangunannya kita baru ada jalan tol lingkar luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR) I, Penjaringan ke kembangan ke Ulujami terus ke Rorotan. Terus ada JORR II mulai dari Cengkareng, Kunciran, Serpong, Cinere sampai Jagorawi, Cimanggis, Cibitung dan Cilincing," paparnya.

Solusi lainnya yaitu menyediakan transportasi umum yang memadai. Dengan begitu, masyarakat bakal lebih memilih menggunakan angkutan umum ketimbang membawa mobil pribadi.

"Kalau transportasi umum perlu diperbaiki karena itu sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari," terang dia,

Terkait penerapan contra flow di sejumlah jalan tol ibukota, Achmad menilai sistem itu hanya bisa digunakan sebagai penanganan darurat terhadap kemacetan Jakarta dan tidak boleh dijalankan secara permanen. Dalam pelaksanaannya pun  harus diawasi pihak kepolisian.

"Itu haknya pengelola jalan tol sama polisi untuk mengatur mengurangi kemacetan yang ada. Jadi kita tidak bisa melakukan evaluasi apa-apa terhadap penerapan contra flow” terang Achmad. (Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya