Citizen6, Jakarta: Pedrifter muda Indonesia, Emmanuel Amandio, yang lebih dikenal dengan sapaan Dio, pada 2013 ini berkesempatan menjajal kerasnya persaingan di D1 Grand Prix Jepang. Akhir pekan lalu, Dio mengikuti seri ke 5 D1 Grand Prix yang dilaksanakan di Nagasaki Jepang. Pada seri ke 5 ini, Dio berhasil menempatkan dirinya di posisi ke 6 dari sekitar 60 peserta, dan di klasmen umum kejuaraan, Dio berada pada posisi 11.
Memulai kejuaraan dengan melakukan babak kualifikasi pada Sabtu 14 September 2013, Dio berhasil melaluinya dengan cukup baik, yakni berada di posisi 6. Hasil dari babak kualifikasi ini, membuat Dio harus melakukan battle di babak 16 besar melawan Yukio Matsui, yang di babak kualifikasi menempati urutan pertama. Dengan performa yang prima, akhirnya Dio mampu menyisihkan Yukio Matsui dan tembus ke babak 8 besar.
Di babak 8 besar, Dio menghadapi pedrifter Jepang lainnya, yaitu Kazuya Matsukawa. Pertarungan sengit terjadi, tetapi sebelum finish, bagian belakang Toyota Chaser yang dipergunakan Dio, menyentuh pembatas lintasan, sehingga mengakibatkan mobil seperti kehilangan kendali.
"Pertarungannya sangat seru, tetapi sayang saya tadi membentur barrier," kata Dio.
"Akhirnya saya berada di posisi 6 seri ini, dan di klasmen umum, saya naik dari peringkat 13 menjadi peringkat 11. Tetapi yang membanggakan saya adalah, saya satu-satunya pedrifter dari luar Jepang yang bertahan di 16 besar," tambahnya.
Di hari selanjutnya, diadakan pertandingan eksebisi yang tidak memperebutkan poin. Kali ini, Dio di babak kualifikasi berhasil menduduki posisi ke 4. Di babak 16 besar, Dio bertemu dengan Masao Suenaga, dan Dio berhasil mengalahkannya dengan selisih hanya 0,5 poin. Di babak 8 besar, Dio berhadapan dengan Masato Kawabata, pedrifter Jepang yang saat ini berada di posisi puncak kejuaraan D1 Grand Prix.
"Di run pertama, saya dan Masato sama-sama menampilkan performance maksimal. Oleh karena itu juri menyatakan bahwa untuk run pertama kita draw atau OMT (One More Time). Jadi kita harus melakukan run kedua. Di run kedua ini, di saat chasing, saya mengalami kendala dengan kopling, sehingga tidak dapat tampil maksimal," jelas Dio.
Tetapi, di eksebisi kali ini Dio berhasil mencatatkan diri sebagai "The Fastest Entry Speed", yakni Dio melakukannya dengan kecepatan 117 km/jam, sedangkan para pedrifter lainnya rata-rata melakukannya dengan kecepatan antara 113-115 km/jam.
Untuk selanjutnya, Dio berencana untuk kembali berlaga di seri terakhir D1 Grand Prix Jepang yang akan dilakukan di Tokyo, di sirkuit Odaiba, pada 9-10 November 2013.
"Banyak hal yang bisa saya dapatkan selama mengikuti D1 GP di Jepang ini. Banyak pembelajaran yang semoga bisa membuat kemampuan saya semakin meningkat. Semoga di seri terakhir nanti, saya dapat berprestasi lebih baik lagi," kata Dio. (Anky Tomasouw/Mar)
Anky Tomasouw adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat email:anky@karyaku.com
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 10-20 September ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Memulai kejuaraan dengan melakukan babak kualifikasi pada Sabtu 14 September 2013, Dio berhasil melaluinya dengan cukup baik, yakni berada di posisi 6. Hasil dari babak kualifikasi ini, membuat Dio harus melakukan battle di babak 16 besar melawan Yukio Matsui, yang di babak kualifikasi menempati urutan pertama. Dengan performa yang prima, akhirnya Dio mampu menyisihkan Yukio Matsui dan tembus ke babak 8 besar.
Di babak 8 besar, Dio menghadapi pedrifter Jepang lainnya, yaitu Kazuya Matsukawa. Pertarungan sengit terjadi, tetapi sebelum finish, bagian belakang Toyota Chaser yang dipergunakan Dio, menyentuh pembatas lintasan, sehingga mengakibatkan mobil seperti kehilangan kendali.
"Pertarungannya sangat seru, tetapi sayang saya tadi membentur barrier," kata Dio.
"Akhirnya saya berada di posisi 6 seri ini, dan di klasmen umum, saya naik dari peringkat 13 menjadi peringkat 11. Tetapi yang membanggakan saya adalah, saya satu-satunya pedrifter dari luar Jepang yang bertahan di 16 besar," tambahnya.
Di hari selanjutnya, diadakan pertandingan eksebisi yang tidak memperebutkan poin. Kali ini, Dio di babak kualifikasi berhasil menduduki posisi ke 4. Di babak 16 besar, Dio bertemu dengan Masao Suenaga, dan Dio berhasil mengalahkannya dengan selisih hanya 0,5 poin. Di babak 8 besar, Dio berhadapan dengan Masato Kawabata, pedrifter Jepang yang saat ini berada di posisi puncak kejuaraan D1 Grand Prix.
"Di run pertama, saya dan Masato sama-sama menampilkan performance maksimal. Oleh karena itu juri menyatakan bahwa untuk run pertama kita draw atau OMT (One More Time). Jadi kita harus melakukan run kedua. Di run kedua ini, di saat chasing, saya mengalami kendala dengan kopling, sehingga tidak dapat tampil maksimal," jelas Dio.
Tetapi, di eksebisi kali ini Dio berhasil mencatatkan diri sebagai "The Fastest Entry Speed", yakni Dio melakukannya dengan kecepatan 117 km/jam, sedangkan para pedrifter lainnya rata-rata melakukannya dengan kecepatan antara 113-115 km/jam.
Untuk selanjutnya, Dio berencana untuk kembali berlaga di seri terakhir D1 Grand Prix Jepang yang akan dilakukan di Tokyo, di sirkuit Odaiba, pada 9-10 November 2013.
"Banyak hal yang bisa saya dapatkan selama mengikuti D1 GP di Jepang ini. Banyak pembelajaran yang semoga bisa membuat kemampuan saya semakin meningkat. Semoga di seri terakhir nanti, saya dapat berprestasi lebih baik lagi," kata Dio. (Anky Tomasouw/Mar)
Anky Tomasouw adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat email:anky@karyaku.com
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 10-20 September ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.