Huawei Ascend Mate, Phablet Android dengan Interface ala iPhone

Dibanderol dengan harga Rp 3,999 jutaan, phablet Huawei ini diharapkan bisa mendapatkan pasar yang cukup besar.

oleh Denny Mahardy diperbarui 19 Sep 2013, 10:00 WIB

Perangkat hybrid ponsel dan tablet alias phablet sedang naik daun di pasar perangkat mobile. Setelah Samsung, sejumlah produsen perangkat elektronik berbondong-bondong membuat phablet agar bisa ikut menikmati keuntungan dari ceruk pasar yang masih baru tumbuh itu.

Produsen perangkat komunikasi asal China, Huawei pun tak mau ketinggalan. Perusahaan itu meluncurkan smartphone dengan layar berukuran 6,1 inci yang dinamai Huawei Ascend Mate.

Dibanderol dengan harga Rp 3,999 jutaan, phablet Huawei ini diharapkan bisa mendapatkan pasar yang cukup besar. User interface di Ascend Mate ini terbilang unik meskipun memakai sistem operasi Android.


Desain

Huawei membuat Ascend Mate dengan sudut persegi yang memanjang. Besarnya ukuran layar 6,1 inci menjadikan handset ini agak kurang nyaman ketika dioperasikan dengan satu tangan. Namun, layaknya phablet lain, Ascend Mate juga dibekali dengan interface one hand operation untuk navigasi satu tangan.

Desain unibody dipilih Huawei pada Ascend Mate. Jadi pengguna tak bisa membuka bagian belakangnya. Baterai berkapasitas 4.050 mAh tersembunyi di balik penutup bagian belakang tersebut.

Material plastik berwarna putih dengan bezel warna chrome dipilih untuk membalut ponsel pintar ini. Kesan ringkih yang muncul di phablet ini kemungkinan disebabkan material plastik tersebut. Selain itu, sidik jari banyak tersisa di ponsel karena memakai lapisan glossy.

Tampilan depan Ascend Mate terkesan standar. Pembuatnya hanya menempatkan sensor cahaya dan gerak serta kamera depan di atas layar. Di bagian belakang, bodinya dibuat cembung untuk membuatnya nyaman ketika dalam genggaman. Kamera dengan lampu LED Flash tersemat di bagian belakang Ascend Mate, ada pula lubang speaker yang dipasang di bawah.

Dibagian atas tersedia port audio jack 3,5mm dan slot MicroSIM yang dengan penutup. Sedangkan di bagian bawah ponsel ini terdapat port microUSB. Sekelilingnya terdapat terdapat tombol volume dan power/unlock di sisi kanan dan sisi satunya dipakai untuk menyediakan slot kartu microSD hot-swappable dengan penutup.


Layar

Memakai layar berukuran besar menjadi keuntungan bagi perangkat ini. Sebab, tampilan sekelas high definition (HD) terasa sangat baik dan memanjakan mata. Ketika dipakai menavigasi maupun menonton rasanya lebih nyaman karena terasa lebih luas. Teknologi Gorilla Glass dari Corning juga dipersenjatai pada ponsel ini untuk membuatnya tidak mudah tergores.

Tak hanya itu, sudut pandang yang dihadirkan layar Mate cukup memuaskan. Saat kita melihatnya dari sudut tertentu warna yang dihasilkan layarnya terasa tak berubah. Hanya saja ketika melihatnya dari sudut ekstrim memang ada kontras yang sedikit hilang, tapi secara keseluruhan cukup memuaskan.

Nah, fitur ini mungkin jadi salah satu yang paling diperhatikan pengguna gadget saat ini, pengaturan kecerahan. Ponsel ini menawarkan empat pilihan yakni, 100%, 50%, 0% dan otomatis. Penggunanya bisa memilih sesuai dengan keinginannya dan kondisi cahaya yang sedang berada di sekelilingnya.


OS dan User Interface

Meskipun Android sudah tersedia dalam versi Jelly Bean 4.2, Huawei masih menggunakan sistem operasi Android versi 4.1.2 untuk menjalankan Huawei Ascend Mate. Akan tetapi, urusan antarmuka Huawei memakaikan Emotion UI versi 1.5 yang membuatnya cukup simpel dan berbeda dari produk lainnya. Huawei menghilangkan App Drawer di bagian menu yang membuatnya terkesan menyerupai antarmuka iOS buatan Apple.

Interface ponsel yang biasa dipakai menampilkan jam dan tanggal akan berubah ketika musik player aktif. Navigasi musik bisa dilakukan secara langsung dari tampilan tersebut.

Hal lain yang unik di antarmuka Ascend Mate adalah bar navigasi bisa dihilangkan yang membuat layar tak memiliki tombol virtual home yang berisi Back, Home dan Task Switcher dan meninggalkan sejajaran barisan aplikasi dan widget pada panel homescreen. Penggunanya tinggal menarik ke atas untuk membuat tombol virtual kembali muncul.

Pada halaman homescreen terdapat lima ikon shortcut yang dapat disesuaikan, secara default sudah tersedia shortcut telepon, pesan, email, web browser dan kontak. Namun, penggunanya bisa mengganti sesuai selera dan kebutuhannya dengan aplikasi ataupun folder dengan beberapa item.

Panel homescreen-nya terdapat sembilan buah untuk menampilkan aplikasi yang ada di ponsel. Layaknya pada antarmuka yang ada di Sony dan HTC, Sobat Tekno hanya perlu mencubit layar homescreen-nya untuk mengatur panel homescreen yang sedang digunakan, menghapus atau menambahkan panel sesuai yang diinginkan.

Huawei juga menyertakan banyak themes di dalamnya. Setidaknya terdapat 16 pilihan tema yang bisa dipakai pada tampilan di layar smartphone. Pada themes tersebut bahkan Anda masih dapat mengubahnya dengan mengubah wallpaper homescreen, lockscreen, ikon, font dan profil suara.

Hardware

Bagian dapur pacu perangkat ini diisi dengan prosesor Quad-core 1.5 GHz dengan chipset K3V2 buatan Huawei sendiri dan dipadu RAM berkekuatan 1 GB. Ruang penyimpanan internalnya hanya seluas 2 GB yang bisa diekspansi dengan menggunakan microSD hingg 32 GB.

Meskipun prosesornya bukan buatan vendor besar seperti MTK dan Qualcomm, tapi Ascend Mate masih cukup mampu menjalankan semua proses dengan baik. Ascend Mate juga mampu menjalakan aplikasi secara multitasking serta bermain game dengan kualitas HD.

Uji produk yang Liputan6.com lakukan terhadap Huawei Ascend Mate membuktikan smartphone layar besar tersebut cukup mengagumkan. Ponsel ini juga layak dinobatkan sebagai smartphone flagships dari Huawei karena kemampuannya bisa bersaing dengan ponsel unggulan vendor lainnya.

Ketika ujicoba dilakukan menggunakan aplikasi bencmarking, ponsel ini mendapat poin 15067 di AnTuTu Benchmarking. Dengan skor ini Mate mampu melewati kemampuan dari Google Nexus 10. Sedangkan saat diuji dengan Quadrant Standart, Huasei Ascend Mate mendapatkan skor 5121, dengan skor tersebut ia mampu melewati kemampuan dari HTC One X dan Asus Transformer Prime.


Kamera

Interface pada kamera memang terbilang standar, disana nampak switch video, tombol shutter virtual dan shortcut langsung menuju hasil jepretan di galeri yang ada disebelah kanan. Di sisi kiri terdapat beberapa mode pemotretan seperti, efek dan pengaturan.

Sedangkan bila penggunanya ingin melakukan pengaturan lanjut terdapat beberapa fitur seperti geotagging, red-eye reduction, gridlines, White Balance, ISO settings dan scene selections. Bahkan, fitur untuk membuat objek foto terlihat lebih baik dari aslinya juga ada di kamera ponsel ini.

Dengan fitur kamera yang dimilikinya, Huawei menawarkan hasil dengan detail yang terbilang baik. Noise pada hasil jepretannya secara otomatis di reduksi oleh software Ascend Mate. Direduksi warna hasil jeptretan Ascend Mate masih cukup baik.

Kamera utama Huawei Ascend Mate sudah mampu menghasilkan rekaman video dengan resolusi 1080p dan 720p dengan kecepatan perekaman 30fps. Tampilan antarmuka fitur camcorder-nya praktis dan masih sama dengan kamera. Namun Huawei menghilangkan pilihan efek warna. Kualitas Video yang dihasilkan adalah MP4 dengan bitrate sekitar 25Mbps untuk video 1080p.

Konektivitas

Fitur koneksi di ponsel ini cukup lengkap. Ascend Mate mampu terkoneksi pada data sekelas HSDPA dan HSUPA, sehingga ia mampu melakukan download dengan kecepatan maksimal 42Mbps dan upload mencapai 5,7Mbps.

Serunya, koneksi internet Wi-Fi di phablet ini sudah dilengkapi dengan kemampuan DLNA. So, penggunanya bisa memutar file media seperti foto, video dan musik dari perangkat yang juga memiliki koneksi DLNA atau melihat konten dari di ponsel melalui TV yang dilengkapi koneksi DLNA.

Fitur konseksi wajib seperti Bluetooth 4.0 dan microUSB pun tersemat manis di perangkat ini. Huawei Ascend Mate juga sudah dilengkapi dengan MHL-enabled. Fitur yang cukup keren di Ascend Mate adalah dukungan USB host hingga penggunanya dapat memasang USB flash drive atau menyambungkannya ke mouse/keyboard.

Penggemar jelajah maya bisa memaksimalkan dua web browser yang secara pabrikan terdapat di ponsel ini yakni, browser default dan Chrome. Ascend Mate mampu berjalan dengan baik. Antarmuka di browser bawaan cukup minimalis, bahkan sudah memiliki modus Incognito.

Sayangnya, fitur koneksi jarak dekat Near Field Communication (NFC) masih belum ada di perangkat ini. Padahal fitur ini bisa membantu memudahkan penggunanya ketika berkirim file jarak dekat.



Spesifikasi :


Ukuran : 163,5 mm x 85,7 mm x 9,9 mmBerat : 198 g

Konektivitas : HSPA, Bluetooth, Wi-Fi 802.11 a/b/g/n, dual-band, Wi-Fi Direct, DLNA, Wi-Fi hotspot,

Display : IPS+LCD Capacitive touchscreen 6,1 inci, 720 x 1280 pixels, 241 ppi

Prosesor: Huawei K3V2 Quad-core 1,5 GHz Cortex-A9

Camera : HDR, GeoTagging, Face detection, (rear) 8 MP, 3264x2448 pixels, autofocus, LED flash, (front) 1 MP 720p@30fps

OS & Interface : Android 4.1 Jelly Bean, UI Emotion 1.5

Memory : 2GB RAM internal), MicroSD up to 32 GBBattery : 4050 mAh


Kelebihan:

- Layar besar dengan resolusi tinggi
- Android 4.1 Jelly Bean
- Interface unik ala iPhone dengan banyak pilihan tema

Kekurangan:

- Tidak ada fitur NFC
- Belum mendukung koneksi 4G LTE
- Baterai berkapasitas besar membuat charging memakan waktu lebih lama


Kesimpulan

Antarmuka minimalis memang lebih sederhana dan memudahkan para pengguna baru untuk menggunakan smartphone ini. Akan tetapi bagi para pengguna Android lawas sepertinya harus membiasakan diri terlebih dulu karena tak adanya App Drawer. Dibanderol lebih murah dari phablet buatan Samsung, Galaxy Mega membuat perangkat ini bisa jadi alternatif bagi para pencari phablet dengan harga miring.

(den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya