3 Alasan The Fed Tunda Penarikan Program Stimulus

Bank Sentral AS (The Fed) akhirnya memutuskan tetap melanjutkan program stimulus pembelian obligasi US$ 85 miliar per bulan. Apa alasannya?

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 19 Sep 2013, 10:18 WIB
Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung dua hari lalu (17-18 September) menghasilkan keputusan yang mengejutkan.

Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akhirnya memutuskan tetap melanjutkan program stimulus pembelian obligasi bulanan senilai US$ 85 miliar.

Apa penyebab The Fed mempertahankan kebijakannya. Terdapat tiga hal yang menahan aksi The Fed mengurangi pembelian obligasi pada bulan ini seperti yang gencar dikabarkan sebelumnya.

"Tiga hal yang ingin dilihat The Fed sebelum menarik program stimulusnya yaitu kepastian kebijakan fiskal pemerintah, tingkat inflasi yang sehat, dan pertumbuhan lowongan pekerjaan yang berkelanjutan," papar Gubernur The Fed Ben Bernanke seperti dikutip dari New York Times, Kamis (19/9/2013).

Dia mengatakan, The Fed baru akan menarik program stimulus pada tahun ini jika ketiga kondisi tersebut terpenuhi. Keputusan penundaan The Fed mendapat dukungan 9 suara dari 10 anggota FOMC pada Rabu (18/9/2013).

Dalam sejumlah proyeksi ekonomi yang juga dirilis kemarin, para pejabat The Fed tak lagi terlalu optimis akan prediksi laju pertumbuhan ekonomi AS dalam beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, kumpulan proyeksi The Fed menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS tetap lambat selama beberapa tahun ke depan. Pelambatan ekonomi AS tersebut ditandai dengan tingginya pengangguran dan rendahnya angka inflasi.

Rentang proyeksi pertumbuhan ekonomi AS terkini berkisar  2% sampai 2,3% sepanjang 2013. Angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan rentang prediksi pertumbuhan pada Juni yang berkiras antara 2,3% hingga 2,6%.

Sementara The Fed memprediksi pertumbuhan ekonomi berada di rentang 2,9% hingga 3,1%. Jumlah tersebut juga masih lebih rendah dibandingkan pada Juni sebesar 3% hingga 3,5%.

Meskipun The Fed menunda niat penarikan program stimulusnya, suku bunga masih tetap tinggi dibandingkan saat kabar tersebut belum tersebar. (Sis/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya