Pemerintah mengaku penundaan pengurangan stimulus atau tapering paska pertemuan FOMC merupakan kabar gembira bagi Indonesia. Sebab keputusan tersebut membuat negara-negara berkembang lebih tenang.
"Iya (kabar gembira), karena ini jadi sebuah kebijakan Amerika Serikat (AS) yang masih menunda. Dia (The Fed) belum melakukannya (QE) secara penuh," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa di kantornya, Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Dia menilai, setelah kebijakan penundaan Quantitative Easing negara-negara berkembang terlihat lebih santai. Padahal keputusan apapun yang ditetapkan Bank Sentral AS termasuk tapering off, Indonesia sudah siap dengan berbagai kebijakan ekonomi makro.
"Tapi bukan berarti ini (QE) tidak akan dilakukan karena pada saatnya nanti The Fed akan melakukan itu. Sebenarnya kita siap, tapi karena kebijakan menunda, keadaan membaik, rupiah menguat dan satu bulan ke depan akan semakin baik. Jadi prediksi orang terhadap rupiah tidak akan melemah dalam waktu ke depan," jelas dia.
The Fed kemarin (18/9/2013) memutuskan menunda pengurangan stimulus. Mereka berpendapat bahwa stimulus senilai US$ 85 miliar per bulan berupa pembelian obligasi negara itu masih dibutuhkan perekonomian Amerika.
The Fed menyatakan, alasan penahanan kucuran stimulus alias QE ini bertujuan mempertahankan suku bunga rendah pinjaman jangka panjang untuk memacu laju kredit dan belanja pemerintah.(Fik/Nur)
"Iya (kabar gembira), karena ini jadi sebuah kebijakan Amerika Serikat (AS) yang masih menunda. Dia (The Fed) belum melakukannya (QE) secara penuh," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa di kantornya, Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Dia menilai, setelah kebijakan penundaan Quantitative Easing negara-negara berkembang terlihat lebih santai. Padahal keputusan apapun yang ditetapkan Bank Sentral AS termasuk tapering off, Indonesia sudah siap dengan berbagai kebijakan ekonomi makro.
"Tapi bukan berarti ini (QE) tidak akan dilakukan karena pada saatnya nanti The Fed akan melakukan itu. Sebenarnya kita siap, tapi karena kebijakan menunda, keadaan membaik, rupiah menguat dan satu bulan ke depan akan semakin baik. Jadi prediksi orang terhadap rupiah tidak akan melemah dalam waktu ke depan," jelas dia.
The Fed kemarin (18/9/2013) memutuskan menunda pengurangan stimulus. Mereka berpendapat bahwa stimulus senilai US$ 85 miliar per bulan berupa pembelian obligasi negara itu masih dibutuhkan perekonomian Amerika.
The Fed menyatakan, alasan penahanan kucuran stimulus alias QE ini bertujuan mempertahankan suku bunga rendah pinjaman jangka panjang untuk memacu laju kredit dan belanja pemerintah.(Fik/Nur)