Penderita Jantung Harus Ditolong Sebelum 3 Jam

"Menyelamatkan seseorang dari serangan jantung bukan semata-mata persoalan hidup mati. Namun, menjamin kualitas hidup sesudahnya."

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 24 Sep 2013, 17:00 WIB
Tidak sedikit orang yang mengalami serangan jantung langsung meninggal dunia di tempat, sebelum sempat mendapatkan pertolongan medis. Akan tetapi, ada juga orang yang mengalami serangan jantung tapi masih bisa diselamatkan.

Dalam acara Grand Opening Bunda Heart Centre di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, dr. Dicky Hanafy, SpJP selaku Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Bunda Heart Centre mengatakan, orang seperti ini harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, dan mengupayakan orang itu selamat dari hal yang tidak inginkan.

"Menyelamatkan seseorang dari serangan jantung bukan semata-mata persoalan hidup mati. Namun, menjamin kualitas hidup sesudahnya," kata Dicky Hanafy, Jakarta, Selasa (24/9/2013)

Karena dalam tiga jam pertama belum terjadi kerusakan yang cukup parah pada otot jantung maka itu penting bagi penderita serangan jantung untuk mendapatkan perawatan medis.

Dicky Hanafy lebih lanjut mengutarakan, tiga jam berikutnya akan mulai terjadi kerusakan, tapi jumlahnya belum banyak. Lalu, 6 sampai 12 jam, kerusakan akan terus bertambah, namun masih bisa diperbaiki.

"Baru lewat dari 12 jam setelah serangan, kerusakan otot jantung sulit dikembalikan dan berdampak pada kualitas hidup pasien," katanya. "Pasien akan mudah sesak napas, jantung jadi membesar, dan risiko gagal jantung meningkat," tambah Dicky.

Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menuturkan, gejala serangan jantung yang sangat khas adalah terjadinya nyeri pada bagian dada sebelah kiri atau tengah, yang disertai rasa tertekan atau tercekik yang menjalar ke lengan sebelah kiri, rahang, ulu hati seperti maag, dan punggung.

(Adt/Mel)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya