Rakyat RI Terancam Tak Bisa Makan di 2030

Pada 2030 mendatang, Indonesia berpotensi mengalami defisit produk pangan sebesar 12 juta ton.

oleh Septian Deny diperbarui 25 Sep 2013, 18:10 WIB
Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir memprediksi pada 2030 mendatang, Indonesia berpotensi mengalami defisit produk pangan sebesar 12 juta ton.

Hal ini bisa terjadi bila pemerintah tidak segera memperbaiki sistem pertanian dalam negeri guna meningkatkan produksi pangan nasional.

"Pada 2030 nanti, Indonesia bisa mengalami minus produksi pangan sebanyak 12 juta ton, kalau kita hanya memakai sistem pertanian yang lama, makanya kita butuh penerapan bioteknologi," ujar dia di Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Menurutnya, saat ini saja terjadi kesenjangan pangan sebesar 9% yang terjadi antara produksi lokal dengan total konsumsi nasional. Kesenjangan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dia menjelaskan dengan penambahan populasi manusia sebesar 1,4% per tahun sedangkan pertumbuhan produksi pangan hanya sebesar 0,3%, maka Indonesia harus bersikap waspada sejak saat ini.

"Kalau kenaikan (produk pertanian) hanya 0,3%, ini akan kalah dengan populasi, harus ada lampu kuning," lanjut dia.

Oleh sebab itu, kata dia, saat ini sangat diperlukan kemitraan antara pemerintah, pihak swasta dan juga petani untuk memaksimalkan penggunaan lahan untuk bidang pertanian. "Pemerintah harus menyediakan tanah kepada petani paling kecil 2 hektar dan maksimal 5 hektar," tandasnya. (Dny/Nur)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya