Keputusan Gita Wirjawan mengikuti konvensi Calon Presiden Partai Demokrat sempat membuat publik tersentak. Pasalnya Menteri Perdagangan (Mendag) itu tengah sibuk mengurusi tata niaga bahan pangan yang selama ini menimbulkan permasalahan harga di Indonesia. Sebenarnya apa alasan Mendag terjun ke dunia politik?
"Saya melihat konvensi sebagai proses demokratis, di mana setiap orang yang ikut dapat menyajikan visi misi supaya rakyat dapat mengukur kemampuan dia (calon presiden atau wakil presiden) tanpa mengenal umur, warna kulit dan sebagainya. Proses ini berbeda dibanding proses politik lain," ungkap Gita saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Dia menegaskan, pihaknya konsisten ingin mengubah paradigma dari ratusan juta penduduk Indonesia supaya lebih berani untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin dan mampu bersaing secara sehat dengan calon lain.
"Saya ingin mengubah paradigma dari yang biasanya 250 juta penduduk memilih menjadi dipilih. Jadi kalau saya bisa memberanikan diri, maka tidak ada alasan kawan-kawan tidak berani untuk mencalonkan (jadi capres)," tuturnya.
Gita menilai, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju. Namun cita-cita ini mesti disikapi dengan beberapa perbaikan ke arah yang lebih baik.
"Pokoknya jangan sampai kita minder dan tidak berani bersaing dengan kawan lain dari luar negeri. Bukan saja dalam konteksi ekonomi dan budaya, tapi juga geopolitik," pungkas dia. (Fik/Nur)
"Saya melihat konvensi sebagai proses demokratis, di mana setiap orang yang ikut dapat menyajikan visi misi supaya rakyat dapat mengukur kemampuan dia (calon presiden atau wakil presiden) tanpa mengenal umur, warna kulit dan sebagainya. Proses ini berbeda dibanding proses politik lain," ungkap Gita saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Dia menegaskan, pihaknya konsisten ingin mengubah paradigma dari ratusan juta penduduk Indonesia supaya lebih berani untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin dan mampu bersaing secara sehat dengan calon lain.
"Saya ingin mengubah paradigma dari yang biasanya 250 juta penduduk memilih menjadi dipilih. Jadi kalau saya bisa memberanikan diri, maka tidak ada alasan kawan-kawan tidak berani untuk mencalonkan (jadi capres)," tuturnya.
Gita menilai, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju. Namun cita-cita ini mesti disikapi dengan beberapa perbaikan ke arah yang lebih baik.
"Pokoknya jangan sampai kita minder dan tidak berani bersaing dengan kawan lain dari luar negeri. Bukan saja dalam konteksi ekonomi dan budaya, tapi juga geopolitik," pungkas dia. (Fik/Nur)
