Bank Bukopin Pertahankan LDR 87%-88%

PT Bank Bukopin akan tetap mempertahankan LDR di level 87%-88% dengan melihat kondisi perekonomian saat ini.

oleh edo diperbarui 27 Sep 2013, 12:15 WIB
PT Bank Bukopin akan tetap mempertahankan LDR di level 87%-88% dengan melihat kondisi perekonomian saat ini. Hingga Juni 2013, rasio kecukupan modal perseroan masih di level 16%.

Glen Glenardi mengatakan, pihaknya menyambut baik ketentunan perubahan yang diberikan Bank Indonesia (BI) dalam menurunkan besaran kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam bentuk rupiah maupun valuta asing.

Sebagaimana diketahui, GWM LDR disesuaikan dengan menurunkan batas atas GWM LDR yang tadinya 100% menjadi 92% dan batas bawah GWM LDR tetap sebesar 78%.

Sedangkan kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) insentif atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap sebesar 14%.

"Kami masih tetap menjaga rasio kredit terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ration (LDR). Kami tetap menyambut baik kebijakan BI, bayangkan LDR kami masih di bawah batas yang sudah ditetapkan BI yaitu masih di level 87%," ujar Glen di Jakarta, Kamis (26/9/2013) malam.

Menurut Glen, perusahaan masih mempunyai ruang yang sangat panjang dalam menjalankan rencana ekspansi bisnisnya hingga akhir 2013 dan 2014 mendatang. Maka dari itu perusahaan tetap berupaya menjaga LDR di tengah gejolak ekonomi yang terus berubah saat ini.

"Kami sudah pernah diperingatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus berhati-hati di tengah keadaan seperti ini. Gejolak ekonomi tidak menentu," tegas dia.

Dia menjelaskan, perusahaan tidak akan memacu LDR yang telah ditetapkan BI sebesar 92%. Pasalnya, jika menyentuh level tersebut perusahaan tidak punya ruang untuk meningkatkan pertumbuhan LDR kedepannya.

Adapun porsi surat berharga yang dimiliki perusahaan masih sangat aman yaitu mencapai 20% dari total keseluruhan aset yang dimiliki Bukopin.

"Kita punya porsi portofolio surat berharga yang dibilang cukup besar yaitu mencapai di level 20%. Jadi kita masih aman. Namun, kita paling banyak masih disisi SBInya," tutup Glen. (Dis/Nur)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya