Anda lebih suka minum kopi hitam atau pakai krim? Ternyata, kopi bisa mencerminkan kepribadian peminumnya. Peminum kopi hitam dan latte memiliki kepribadian yang berbeda, begitu pula dengan kopi tanpa kafein.
Menurut survei You Are Why You Eat: Change Your Food Attitude, Change Your Life, Ramani Durvasula menghubungkan cara minum 1.000 peminum kopi dengan kepribadiannya.
Seperti dilansir PsychCentral dan dikutip Dailynews, Jumat (27/9/2013), dalam penelitian itu peserta disajikan skenario sehari-hari seperti menunggu antrean, mengatur makan malam, dan bagaimana menghabiskan akhir pekannya. Kemudian, responden diminta mengungkapkan bagaimana mereka biasanya mengelola situasi seperti ini dan bagaimana mereka minum kopi.
Hasilnya, peminum kopi hitam yang ikut survei memiliki kepribadian terus terang, sungguh-sungguh, moody dan pendiam, tiba-tiba, dan suka meremehkan. Peminum kopi hitam juga digambarkan mengatur sesuai caranya dan resisten terhadap perubahan.
Sementara, peminum kopi latte yang suka melunakkan pahitnya kopi dengan susu dan gula memiliki karakter cenderung mencari kenyamanan dan orang yang menyenangkan yang senang menolong dan murah hati. Peminum latte juga memiliki kebiasaan pekerja berat dan tak merawat dirinya dengan baik.
Berbeda dengan meminum kopi tanpa kafein yang mencampurnya dengan susu kedelai. Menurut penelitian Durvasula, peminum kopi itu cenderung obsesif, perfeksionis, egois, sadar kesehatan, terlalu sensitif, dan kaku.
Sebenarnya, ini bukan penelitian pertama yang dilakukan psikolog untuk menghubungkan makanan dengan kepribadian. Studi yang dilakukan pada musim panas untuk Baskin Robins, seorang ahli saraf dan psikiater menghubungkan kepribadian dengan rasa es krim. Pecinta vanila digambarkan impulsif, mudah dibisikkan, dan idealis. Sementara pecinta cokelat cenderung dramatis, menarik, genit, dan menggoda.
(Mel/*)
Menurut survei You Are Why You Eat: Change Your Food Attitude, Change Your Life, Ramani Durvasula menghubungkan cara minum 1.000 peminum kopi dengan kepribadiannya.
Seperti dilansir PsychCentral dan dikutip Dailynews, Jumat (27/9/2013), dalam penelitian itu peserta disajikan skenario sehari-hari seperti menunggu antrean, mengatur makan malam, dan bagaimana menghabiskan akhir pekannya. Kemudian, responden diminta mengungkapkan bagaimana mereka biasanya mengelola situasi seperti ini dan bagaimana mereka minum kopi.
Hasilnya, peminum kopi hitam yang ikut survei memiliki kepribadian terus terang, sungguh-sungguh, moody dan pendiam, tiba-tiba, dan suka meremehkan. Peminum kopi hitam juga digambarkan mengatur sesuai caranya dan resisten terhadap perubahan.
Sementara, peminum kopi latte yang suka melunakkan pahitnya kopi dengan susu dan gula memiliki karakter cenderung mencari kenyamanan dan orang yang menyenangkan yang senang menolong dan murah hati. Peminum latte juga memiliki kebiasaan pekerja berat dan tak merawat dirinya dengan baik.
Berbeda dengan meminum kopi tanpa kafein yang mencampurnya dengan susu kedelai. Menurut penelitian Durvasula, peminum kopi itu cenderung obsesif, perfeksionis, egois, sadar kesehatan, terlalu sensitif, dan kaku.
Sebenarnya, ini bukan penelitian pertama yang dilakukan psikolog untuk menghubungkan makanan dengan kepribadian. Studi yang dilakukan pada musim panas untuk Baskin Robins, seorang ahli saraf dan psikiater menghubungkan kepribadian dengan rasa es krim. Pecinta vanila digambarkan impulsif, mudah dibisikkan, dan idealis. Sementara pecinta cokelat cenderung dramatis, menarik, genit, dan menggoda.
(Mel/*)