Citizen6, Haiti: Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti) dibawah pimpinan Letkol Czi Arief Novianto selaku Dansatgas, ikut serta memeriahkan Hari Perdamaian Dunia, bertempat di Plaza De La Paix, Port Au Prince-Haiti.
Selain dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni dan budaya dari berbagai kontingen negara yang tergabung dalam pasukan perdamaian dunia di Haiti, juga diisi dengan kegiatan pelayanan kesehatan gigi oleh Kontingen Brasil serta penyuluhan tentang keamanan dan ketertiban dalam berkendara oleh kepolisian Haiti bekerjasama dengan UN Police (UNPOL).
Tampilnya kesenian Reog Ponorogo dalam memeriahkan pagelaran seni dan budaya, pada Rabu 25 September 2013 tersebut merupakan undangan khusus dari Chief of Staff Military Component of MINUSTAH (COS), Colonel Stephen Cadden, seorang perwira menengah berkewarganegaraan Kanada. Dari hasil kunjungan tersebut, Stephen sangat tertarik dengan pertunjukan seni Reog Ponorogo yang kala itu ditampilkan guna turut memeriahkan acara kunjungan pejabat COS dan CISS di Bumi Garuda Camp, Gonaives-Haiti.
Reog Ponorogo tampil sangat memukau dan mengundang kagum para penonton dengan beberapa atraksinya, seperti penampilan dua personel 'jathil' atau penunggang kuda lumping memakan pecahan gelas, menyemburkan api, dan penampilan 'bujang ganong/ganongan' dengan atraksi akrobatik, dan demonstrasi pencak silat. Tidak ketinggalan pula ketangguhan personel 'barongan' mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram hanya dengan kekuatan gigitan gigi.
Para penonton terhanyut akan suasana mistis, unik, eksotis serta bersemangat dengan tetabuhan instrumen musik tradisional pengiringnya, perpaduan irama kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, yang menyuarakan nada slendro dan pelog. Tidak mengherankan, gemuruh tepuk tangan dari para tamu undangan dan masyarakat Port Au Prince pecah membahana seiring berakhirnya pertunjukan kesenian Reog Ponorogo ini.
Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi Arief Novianto yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, penampilan kesenian Reog Ponorogo bertujuan untuk mengenalkan keanekaragaman budaya dan kesenian yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia di mata internasional.
"Pada hakikatnya selain menjadi bagian dari personel penjaga perdamaian dunia yang bertugas di Haiti, seluruh personel yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah juga menjadi duta budaya bangsa guna dapat mempromosikan keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia, khususnya Reog Ponorogo di dunia internasional," kata Novianto.(Badarudin Bakri/Mar)
Badarudin Bakri adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Selain dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni dan budaya dari berbagai kontingen negara yang tergabung dalam pasukan perdamaian dunia di Haiti, juga diisi dengan kegiatan pelayanan kesehatan gigi oleh Kontingen Brasil serta penyuluhan tentang keamanan dan ketertiban dalam berkendara oleh kepolisian Haiti bekerjasama dengan UN Police (UNPOL).
Tampilnya kesenian Reog Ponorogo dalam memeriahkan pagelaran seni dan budaya, pada Rabu 25 September 2013 tersebut merupakan undangan khusus dari Chief of Staff Military Component of MINUSTAH (COS), Colonel Stephen Cadden, seorang perwira menengah berkewarganegaraan Kanada. Dari hasil kunjungan tersebut, Stephen sangat tertarik dengan pertunjukan seni Reog Ponorogo yang kala itu ditampilkan guna turut memeriahkan acara kunjungan pejabat COS dan CISS di Bumi Garuda Camp, Gonaives-Haiti.
Reog Ponorogo tampil sangat memukau dan mengundang kagum para penonton dengan beberapa atraksinya, seperti penampilan dua personel 'jathil' atau penunggang kuda lumping memakan pecahan gelas, menyemburkan api, dan penampilan 'bujang ganong/ganongan' dengan atraksi akrobatik, dan demonstrasi pencak silat. Tidak ketinggalan pula ketangguhan personel 'barongan' mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram hanya dengan kekuatan gigitan gigi.
Para penonton terhanyut akan suasana mistis, unik, eksotis serta bersemangat dengan tetabuhan instrumen musik tradisional pengiringnya, perpaduan irama kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, yang menyuarakan nada slendro dan pelog. Tidak mengherankan, gemuruh tepuk tangan dari para tamu undangan dan masyarakat Port Au Prince pecah membahana seiring berakhirnya pertunjukan kesenian Reog Ponorogo ini.
Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi Arief Novianto yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, penampilan kesenian Reog Ponorogo bertujuan untuk mengenalkan keanekaragaman budaya dan kesenian yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia di mata internasional.
"Pada hakikatnya selain menjadi bagian dari personel penjaga perdamaian dunia yang bertugas di Haiti, seluruh personel yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah juga menjadi duta budaya bangsa guna dapat mempromosikan keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia, khususnya Reog Ponorogo di dunia internasional," kata Novianto.(Badarudin Bakri/Mar)
Badarudin Bakri adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.