Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengakui masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) mencapai target MDG pada 2015 yang tampaknya semakin jauh dengan keluarnya hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (2012) yang menunjukkan peningkatan jumlah AKI.
Terhadap hasil SDKI tersebut, Menkes mengatakan data didapatkan dari hasil estimasi sehingga tidak mencerminkan kondisi sebenarnya namun mengaku akan menggunakannya sebagai dasar dari upaya perbaikan yang harus dilakukan.
"Kita terima (hasil surveinya), usaha perbaiki, tapi saya minta supaya memperhatikan betul, setiap kematian dicatat (ke depannya). SDKI kan hanya estimasi," kata Menkes usai meluncurkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (RAN PPAKI) tahun 2013-2015 di Kantor Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/9/2013).
Berdasarkan SDKI 2012 rata-rata AKI tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup, jauh melonjak dibandingkan hasil SDKI 2007 sebesar 228 per 100 ribu.
Hal itu berarti Indonesia semakin jauh untuk memenuhi target MDG pada 2015 yaitu menurunkan AKI hingga 102 per 100 ribu kelahiran hidup.
Meski demikian, Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 tersebut menunjukkan bahwa ada kenaikan persentase ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan yaitu dari 92 persen (2002) menjadi 96 persen (2012).
Selain itu juga ada kenaikan persentase ibu yang bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan dari 66 persen (2002) menjadi 83 persen (2012) dan persentase ibu yang bersalin di fasilitas kesehatan meningkat dari 40 persen (2002) menjadi 63 persen (2012).
Menkes mengatakan pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas dengan mengusahakan tenaga kesehatan dalam jumlah yang memadai dengan kualitas yang sebaik-baiknya terutama bidan serta menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai dengan standar terutama penyediaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang beroperasi 24 jam.
Untuk tahap pertama implementasi telah ditetapkan di sembilan provinsi dengan penduduk terbanyak yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, yang akan diikuti oleh provinsi lainnya.
"Saya meminta segenap jajaran pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota bersama seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air untuk bekerja keras, bekerja cerdas, dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu 2013-2015, agar angka kematian ibu dapat segera kita turunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015," tegas Menkes.
(Abd)
Terhadap hasil SDKI tersebut, Menkes mengatakan data didapatkan dari hasil estimasi sehingga tidak mencerminkan kondisi sebenarnya namun mengaku akan menggunakannya sebagai dasar dari upaya perbaikan yang harus dilakukan.
"Kita terima (hasil surveinya), usaha perbaiki, tapi saya minta supaya memperhatikan betul, setiap kematian dicatat (ke depannya). SDKI kan hanya estimasi," kata Menkes usai meluncurkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (RAN PPAKI) tahun 2013-2015 di Kantor Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/9/2013).
Berdasarkan SDKI 2012 rata-rata AKI tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup, jauh melonjak dibandingkan hasil SDKI 2007 sebesar 228 per 100 ribu.
Hal itu berarti Indonesia semakin jauh untuk memenuhi target MDG pada 2015 yaitu menurunkan AKI hingga 102 per 100 ribu kelahiran hidup.
Meski demikian, Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 tersebut menunjukkan bahwa ada kenaikan persentase ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan yaitu dari 92 persen (2002) menjadi 96 persen (2012).
Selain itu juga ada kenaikan persentase ibu yang bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan dari 66 persen (2002) menjadi 83 persen (2012) dan persentase ibu yang bersalin di fasilitas kesehatan meningkat dari 40 persen (2002) menjadi 63 persen (2012).
Menkes mengatakan pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas dengan mengusahakan tenaga kesehatan dalam jumlah yang memadai dengan kualitas yang sebaik-baiknya terutama bidan serta menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai dengan standar terutama penyediaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang beroperasi 24 jam.
Untuk tahap pertama implementasi telah ditetapkan di sembilan provinsi dengan penduduk terbanyak yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, yang akan diikuti oleh provinsi lainnya.
"Saya meminta segenap jajaran pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota bersama seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air untuk bekerja keras, bekerja cerdas, dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu 2013-2015, agar angka kematian ibu dapat segera kita turunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015," tegas Menkes.
(Abd)