Dengan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia selama 21 hari, menimbulkan kekhawatiran karena ketahanan energi bakal terganggu jika peperangan terjadi. Pasalnya, sebagian besar pasokan BBM nasional diimpor dari sejumlah negara.
"Korea enam bulan aman mereka bertarung, kita stok di kilang 21 hari. Kalau gasoline sekarang 2/3 impor dibandingin 1/3 dalam negeri. Kalau perang, tahan saja kapal yang masuk ke negara kita, selesai," kata Vice President of Strategic Planning, Business Development and Operational Risk, Refining Directorate PT Pertamina (Persero) Ardhy N. Mokobombang di Jakarta, Senin (30/9/2013).
Ardhy menjelaskan, untuk meningkatkan ketahanan energi nasional bisa dimulai pada pembangunan kilang. Dengan begitu, pasokan dalam negeri bisa dipenuhi tanpa harus melakukan impor.
Namun, lanjut dia, untuk membangun kilang dibutuhkan dukungan dari pemerintah dengan memberikan keringanan pembangunan kilang, seperti memberi insentif pajak pada perusahaan pengembang. Insentif perlu diberikan karena bisnis kilang merupakan bisnis yang marginal dan tidak menguntungkan.
"Korea tidak punya minyak dia bisa produksi BBM 4 juta barel per hari. Untuk itu, proyek kilang di RI perlu dukungan pemerintah," jelas dia. (Ndw)
"Korea enam bulan aman mereka bertarung, kita stok di kilang 21 hari. Kalau gasoline sekarang 2/3 impor dibandingin 1/3 dalam negeri. Kalau perang, tahan saja kapal yang masuk ke negara kita, selesai," kata Vice President of Strategic Planning, Business Development and Operational Risk, Refining Directorate PT Pertamina (Persero) Ardhy N. Mokobombang di Jakarta, Senin (30/9/2013).
Ardhy menjelaskan, untuk meningkatkan ketahanan energi nasional bisa dimulai pada pembangunan kilang. Dengan begitu, pasokan dalam negeri bisa dipenuhi tanpa harus melakukan impor.
Namun, lanjut dia, untuk membangun kilang dibutuhkan dukungan dari pemerintah dengan memberikan keringanan pembangunan kilang, seperti memberi insentif pajak pada perusahaan pengembang. Insentif perlu diberikan karena bisnis kilang merupakan bisnis yang marginal dan tidak menguntungkan.
"Korea tidak punya minyak dia bisa produksi BBM 4 juta barel per hari. Untuk itu, proyek kilang di RI perlu dukungan pemerintah," jelas dia. (Ndw)