Pemerintahan AS `Shutdown`! Obama Minta Militer Tetap Bertugas

Para pegawai pemerintahan yang dianggap kurang penting, yang jumlahnya mendekati 800 ribu, dipulangkan tanpa mendapat gaji.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 01 Okt 2013, 12:44 WIB
Pemerintahan Amerika Serikat mengalami 'shutdown' alias ditutup sejak Selasa pukul 00.01 waktu setempat, menyusul sikap anggota parlemen dan Senat yang tidak menyetujui anggaran pemerintahan AS. Belum jelas berapa lama pemerintahan bakal mandek.

Salah satu poin utama pertentangan dalam kebuntuan politik adalah UU Kesehatan yang digagas Presiden Barack Obama, atau yang dikenal sebagai Obamacare. Para anggota legislatif bekerja sampai larut malam namun tidak dapat menanggulangi perpecahan partisan itu.

DPR yang didominasi anggota Partai Republik melakukan pemungutan suara tiga kali untuk menolak Obamacare, sebagai syarat penganggaran belanja federal. Tiga kali pula Senat yang dikontrol oleh Partai Demokrat menolak langkah itu. Karena Kongres tidak mampu mencapai kesepakatan mengenai perpanjangan otoritas belanja federal, belanja pemerintahan AS yang tidak esensial dihentikan Selasa dini hari.

Akibatnya, para pegawai pemerintahan yang dianggap kurang esensial -- yang jumlahnya mendekati 800 ribu -- dirumahkan tanpa mendapat gaji. Penutupan ini akan menjadi yang pertama di AS dalam 17 tahun terakhir.

Kala itu shutdown terjadi saat konflik anggaran antara Presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat dan Kongres dari Partai Republik. Berlangsung selama 21 hari.

Pada Selasa pagi, Obama mengeluarkan pernyataan yang ditujukan pada anggota militer AS dan para pegawai Departemen Pertahanan.

"Bagi Anda yang berseragam akan tetap berstatus kerja seperti biasa," kata Obama seperti dimuat CNN, Selasa (1/10/2013).

"Kongres telah sepakat dan aku sudah menandatangani UU yang memastikan Anda mendapatkan gaji tepat waktu. Kami akan terus bekerja mengatasi segala akibat dari penutupan ini untuk Anda dan keluarga."

"Kepada para pegawai sipil Dephan, saya tahu, hari-hari mendatang akan diwarnai ketidakpastian terkait kemungkinan pemulangan (cuti)," tambah Obama.

"Dan saya tahu ini lebih berat dari pemulangan serupa musim panas lalu. Anda dan keluarga Anda berhak mendapatkan yang lebih baik ketimbang disfungsionalitas yang kita saksikan sama-sama di Kongres...Itu sebabnya saya akan terus bekerja agar Kongres membuka kembali pemerintahan agar Anda semua bisa kembali bekerja seperti semula."

Dampak Nyata

Obama mengatakan, penutupan pemerintahan AS akan berdampak nyata pada perekonomian rakyat. Hajat hidup ribuan orang dipertaruhkan.

"Ini menimbulkan risiko bagi kemajuan ekonomi AS yang telah dicapai dengan susah payah. Hal ini adalah tindakan tidak bertanggung jawab dan tidak harus terjadi," kata Obama sebelum shutdown diputuskan.

Obama dan Partai Demokrat di Senat AS berjanji untuk menolak setiap upaya yang ingin menggagalkan UU reformasi kesehatan.

Sementara, Senator Richard Durbin dari Partai Demokrat mengaku tidak percaya dengan perkembangan yang terjadi.

"Menghentikan operasi pemerintahan Amerika Serikat? Jika Anda mendengar hal ini terjadi di negara-negara lain, Anda akan berpikir, 'Sayang sekali mereka tidak sestabil dan sekuat demokrasi kita yang digdaya'. Tapi beginilah situasi kita saat ini," ujar Durbin seperti Liputan6.com kutip dari VOA.

Apapun, dampak penutupan telah mempengaruhi pasar uang. Saham di Wall Street sudah rontok dalam perdagangan Senin sebagai respons kekhawatiran para investor terhadap berlarutnya pembahasan anggaran di parlemen.

Mereka khawatir tak disetujuinya tambahan dana darurat akan membawa Pemerintah AS pada kondisi perekonomian yang lebih buruk dengan penambahan plafon utang. (Ein/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya