PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) menetapkan kupon bunga obligasi tahap pertama tahun 2013 di level 12,25% dari kisaran 11,75%-12,25%.
Meski penetapan kupon bunga obligasi cukup tinggi, perseroan menurunkan jumlah penawaran obligasi dari Rp 500 miliar pada tahap pertama tahun 2013 menjadi Rp 250 miliar. Analis PT NC Securities, I Made Saputra menilai, penurunan penawaran obligasi karena minat investor tidak begitu besar. Padahal kupon bunga obligasi yang ditawarkan pada batas maksimal maksimum.
"Kemungkinan penurunan penawaran obligasi karena peringkat obligasi yang diberikan oleh Pemeringkat Efek Indonesia pada level A-, dengan investor dan dana pensiun tak dapat masuk ke instrumen tersebut karena terdapat persyaratan minimum peringkat ada idA," tutur Made, saat dihubungi Liputan6, Selasa (1/10/2013).
Made menambahkan, sektor properti juga menjadi sektor yang dicermati pelaku pasar. Hal itu sehubungan dengan kondisi tingkat suku bunga acuan/BI Rate berpotensi naik. Saat ini, BI Rate berada di kisaran 7,25%. "Sektor properti termasuk sektor yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga," ujar Made.
Emiten properti ini menawarkan obligasi berkelanjutan I tahun 2013 senilai Rp 1 triliun. Dana penawaran obligasi untuk melunasi pinjaman ke Bank Panin sekitar US$ 20 juta. Selain itu, sisa dana penawaran obligasi untuk modal kerja beberapa proyek.
Perseroan telah mendapatkan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 September 2013. Jadwal penawaran obligasi perseroan yaitu masa penawaran pada 30 September-3 Oktober 2013, penjatahan pada 4 Oktober 2013, distribusi obligasi secara elektronik pada 8 Oktober 2013, pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2013, dan pembayaran bunga pertama obligasi pada 8 Januari 2014. (Amh/Igw)
Meski penetapan kupon bunga obligasi cukup tinggi, perseroan menurunkan jumlah penawaran obligasi dari Rp 500 miliar pada tahap pertama tahun 2013 menjadi Rp 250 miliar. Analis PT NC Securities, I Made Saputra menilai, penurunan penawaran obligasi karena minat investor tidak begitu besar. Padahal kupon bunga obligasi yang ditawarkan pada batas maksimal maksimum.
"Kemungkinan penurunan penawaran obligasi karena peringkat obligasi yang diberikan oleh Pemeringkat Efek Indonesia pada level A-, dengan investor dan dana pensiun tak dapat masuk ke instrumen tersebut karena terdapat persyaratan minimum peringkat ada idA," tutur Made, saat dihubungi Liputan6, Selasa (1/10/2013).
Made menambahkan, sektor properti juga menjadi sektor yang dicermati pelaku pasar. Hal itu sehubungan dengan kondisi tingkat suku bunga acuan/BI Rate berpotensi naik. Saat ini, BI Rate berada di kisaran 7,25%. "Sektor properti termasuk sektor yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga," ujar Made.
Emiten properti ini menawarkan obligasi berkelanjutan I tahun 2013 senilai Rp 1 triliun. Dana penawaran obligasi untuk melunasi pinjaman ke Bank Panin sekitar US$ 20 juta. Selain itu, sisa dana penawaran obligasi untuk modal kerja beberapa proyek.
Perseroan telah mendapatkan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 September 2013. Jadwal penawaran obligasi perseroan yaitu masa penawaran pada 30 September-3 Oktober 2013, penjatahan pada 4 Oktober 2013, distribusi obligasi secara elektronik pada 8 Oktober 2013, pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2013, dan pembayaran bunga pertama obligasi pada 8 Januari 2014. (Amh/Igw)