Tinggi, Minat Belajar di Luar Negeri

Biaya sekolah di luar negeri tidaklah murah. Untuk kawasan Eropa dibutuhkan biaya minimal Rp 120 juta per tahun. Kendati demikian, banyak orang tua di Indonesia tetap menyekolahkan anaknya ke luar negeri.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Jan 2004, 14:52 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Bagi sebagian orang, bersekolah di luar negeri adalah kebanggaan tersendiri. Selain bisa tinggal di negeri orang, belajar di luar negeri juga dianggap sebagai jaminan masa depan. Itulah sebabnya, ratusan orang memadati sebuah pameran pendidikan luar negeri di Jakarta, baru-baru ini. Mereka menggali informasi mengenai syarat dan tata cara belajar di luar negeri.

Rezi adalah salah satunya. Mahasiswa kedokteran perguruan tinggi swasta di Jakarta itu kini tengah mencari universitas di luar negeri untuk mengambil program master. Dia menganggap pendidikan di luar negeri menyediakan fasilitas yang lebih baik. "Biar merasakan pendidikan di sana. Mungkin ada program yang ditawarkan di sana, tapi tidak ada di sini," kata Rezi.

Lain halnya dengan Ekaratnawati, orang tua calon mahasiswa. Baginya, sekolah di luar negeri bukan hanya sekedar jaminan masa depan. Dia berniat menyekolahkan putrinya ke luar negeri karena alasan keamanan. "Kita kan tidak bisa berharap negara ini akan seperti ini terus," kata Ekaratnawati.

Direktur Netherland Education Centre (NEC) Ad de Leeuw yang menjembatani mahasiswa asing bersekolah di Belanda mengatakan, jumlah mahasiswa Indonesia di Negeri Kincir Angin terus bertambah. Hingga saat ini tercatat 2.800 mahasiswa yang belajar di Belanda. Padahal, biaya sekolah di luar negeri tidaklah murah. Untuk kawasan Eropa dibutuhkan biaya minimal 1.200 euro atau lebih dari Rp 120 juta per tahun.(ULF/Sella Wangkar dan Eko Purwanto)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya