4 Negara yang Jadi Surganya Bisnis Properti

Saat berinvestasi, investor harus tahu lokasi properti mana yang masih bisa terus tumbuh dan paling banyak dikunjungi warga internasional.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Okt 2013, 05:34 WIB
Kondisi perekonomian global yang tak bergairah seperti saat ini, membuat orang memutar otak lebih keras lagi untuk mengamankan aset-aset miliknya.

Orang berduit biasanya membeli campuran antara saham domestik dan global atau obligasi. Namun mereka juga lebih berani menemukan cara lain untuk memperluas kepemilikan aset, seperti berinvestasi pada real estate global.

Patut diingat, investor juga harus pandai memilih saat hendak membeli rumah atau kondominium di pasar global. Mereka harus tahu lokasi properti mana yang masih bisa terus tumbuh, paling banyak dikunjungi warga internasional.

"Ini bisa menjadi cara yang baik untuk menjaga portofolio selama kemerosotan yang terjadi," kata Ashley Osborne, Direktur Eksekutif properti internasional berbasis di Hong Kong untuk Colliers International mengutip laman BBC, Rabu (2/9/2013).

Maklum, harga perumahan relatif kebal terhadap pergerakan pasar global. Harga lebih bergantung pada faktor-faktor lokal, seperti pasokan dan permintaan, pertumbuhan negara atau kota di mana properti berada dan  belanja konsumen lokal.

Sementara dari sisi pendapatan, patut diperhitungkan soal penawaran imbal hasil. Karena beberapa orang membeli properti sebagai investasi murni. Jadi, di mana tempat terbaik untuk membeli atau menyewa properti, berikut 4 pilihannya:

1. Jepang

Negara ini telah mengalami perubahan ekonomi cukup drastis. Bank Sentral Jepang telah memulai pelonggaran program multi miliar kuantitatif, yang tampaknya akan memacu pertumbuhan ekonomi negara ini.

Kebijakan ini juga telah membuat negara itu lebih menarik bagi investor real estate. Berkat program pembelian obligasi pemerintah, yield obligasi 10 tahun pemerintah Jepang telah mencapai posisi terendah sepanjang masa.

Dengan level 0,8%, itu menjadi lebih mudah untuk meminjam uang guna mendanai pembelian properti atau yang lainnya. Itu juga membantu meningkatkan sewa dan harga perumahan di negara ini.

Dengan ekonomi tumbuh lebih baik dalam beberapa tahun maka harga properti di Jepang bisa terus naik. Saat ini, investor bisa mendapatkan hasil sewa tahunan sekitar 5 % .

Rumah baru dan kondominium sering dibangun kembali setelah 30 tahun. Jadi penting untuk melihat nilai tanah , daripada harga rumah ketika memilih properti.

2. Latvia

Keindahan menjadi daya tarik properti di Latvia. Apalagi imbal hasil yang diberikan mencapai 5,4 % kian menggairahkan investor properti.

Daerah ini terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik setelah terkena resesi pada 2010. Produk domestik bruto Latvia - ukuran penting tentang kesehatan dan keuangan suatu negara yang mengukur nilai barang dan jasa suatu negara menghasilkan - naik lebih dari 5% pada 2011 dan 2012.

Pertumbuhan ekonomi membantu meningkatkan harga sewa yang naik sekitar 15% pada 2012. Namun harga ini sebenarnya masih jauh di bawah tingkat pra resesi Latvia, sehingga masih ada ruang kenaikan lebih besar.

Negara ini juga memiliki pajak capital gain yang wajar sekitar 15 % dan hukum yang pro pemilik properti. Lokasi terbaik ada di Riga, ibukota Latvia, tempat keberadaan sebagian besar pembeli dan penyewa properti asing.



3. Manhattan, AS

Kota terpadat di Amerika, Manhattan terkenal karena biaya sewa propertinya yang tinggi. Tetapi apa yang buruk untuk penyewa justru baik bagi pemilik properti.

Di kota ini, investor dapat mengharapkan hasil tahunan 6%. Meski diakui tidak setiap investor mampu membeli properti di kota ini. Maklum, harga rata-rata untuk sebuah kondominium mencapai US$ 865 ribu pada Juli, naik 5,4 % dari tiga bulan pertama tahun ini.

Namun, Manhattan menarik untuk satu alasan sederhana. Bahwa semua orang ingin tinggal di kota ini. Hal ini terbukti, 70% merupakan real estate berbasis kompleks.

Investor juga harus membuat keputusan yang bisa membeli properti dan kapan harus menjual. Harga kondominium juga meningkat lebih cepat dan itu lebih terbuka untuk investor luar negeri.


4. Kairo, Mesir

Meski terjadi pergolakan politik di Kairo, Mesir. Namun negara ini menawarkan beberapa hasil terbaik bagi investor properti.

Meski begitu, investor diminta tetap harus berhati-hati saat membeli properti. Itu karena tidak setiap lingkungan memiliki potensi. Carilah rumah dan kondominium di pinggiran Maadi.

Di lokasi ini, biasanya orang asing berkantung tebal ingin menginap ketika mereka mengunjungi wilayah tersebut. Pemilik properti bisa melihat imbal hasil hasil setinggi 9,5 % per tahun.

Pajak properti yang rendah dan pajak keuntungan modal yang tidak ada, menambah daya tarik di wilayah ini. Tentu saja, ada bahaya berinvestasi di daerah ini.

Dengan kerusuhan politik begitu banyak, jelas akan terlihat seperti apa kondisi negara ini dalam satu tahun sekarang. Jadi mau beli properti di mana?. (Nur)











Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya