Pemerintah Amerika Serikat 'shutdown' mulai Selasa 1 Oktober 2013 pukul 00.01 waktu setempat. Hampir 800 ribu pegawai pemerintah dirumahkan, tanpa menerima gaji. Semua sektor yang dianggap tidak esensial -- misalnya militer, polisi, dan keamanan lalu lintas udara -- diberhentikan, termasuk kerja Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Namun, meski membuat Twitter sistem peringatan asteroid NASA @AsteroidWatch offline, 'shutdown' tak akan menghentikan kerja para ilmuwan di Catalina Sky Survey, Arizona, mengawasi batu angkasa yang berpotensi mengancam Bumi.
"Sistem deteksi masih terus berjalan," kata Tim Spahr, Direktur Minor Planet Center di Cambridge, Massachusetts, seperti dimuat SPACE.com, 1 Oktober 2013.
Spahr mengatakan, meski mayoritas proyek perburuan asteroid dibiayai NASA, namun sejumlah lembaga menerima dana hibah yang masih bisa digunakan untuk membiayai operasional dalam periode tertentu. Apalagi sejumlah pegawai tidak berstatus staf NASA dan menerima gaji dari dana hibah itu.
Sementara, di sisi lain sebagian besar pegawai NASA kini dirumahkan. Hanya 550 orang yang dipertahankan. NASA juga telah menghentikan hampir semua operasinya, kecuali yang berkaitan dengan keselamatan manusia -- para astronot di luar angkasa dan aset peralatan berharga.
"Hampir seluruh kerja NASA dihentikan. Namun Kontrol Misi tetap dibuka untuk mendukung para astronot yang bertugas di stasiun luar angkasa internasional," kata Presiden Barack Obama di Gedung Putih.
Saat ini ada dua astronot NASA yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Karen Nyberg dan Mike Hopkins.
"Untuk melindungi awak dan aset, kami akan terus mendukung operasional di ISS," demikian pernyataan NASA.
NASA juga akan tetap mengelola sejumlah satelit dan pesawat luar angkasa yang kini berada di angkasa luar -- memastikan data dan foto aman selama masa 'shutdown'. Namun yang belum diluncurkan ditunda. (Ein/Yus)
Namun, meski membuat Twitter sistem peringatan asteroid NASA @AsteroidWatch offline, 'shutdown' tak akan menghentikan kerja para ilmuwan di Catalina Sky Survey, Arizona, mengawasi batu angkasa yang berpotensi mengancam Bumi.
"Sistem deteksi masih terus berjalan," kata Tim Spahr, Direktur Minor Planet Center di Cambridge, Massachusetts, seperti dimuat SPACE.com, 1 Oktober 2013.
Spahr mengatakan, meski mayoritas proyek perburuan asteroid dibiayai NASA, namun sejumlah lembaga menerima dana hibah yang masih bisa digunakan untuk membiayai operasional dalam periode tertentu. Apalagi sejumlah pegawai tidak berstatus staf NASA dan menerima gaji dari dana hibah itu.
Sementara, di sisi lain sebagian besar pegawai NASA kini dirumahkan. Hanya 550 orang yang dipertahankan. NASA juga telah menghentikan hampir semua operasinya, kecuali yang berkaitan dengan keselamatan manusia -- para astronot di luar angkasa dan aset peralatan berharga.
"Hampir seluruh kerja NASA dihentikan. Namun Kontrol Misi tetap dibuka untuk mendukung para astronot yang bertugas di stasiun luar angkasa internasional," kata Presiden Barack Obama di Gedung Putih.
Saat ini ada dua astronot NASA yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Karen Nyberg dan Mike Hopkins.
"Untuk melindungi awak dan aset, kami akan terus mendukung operasional di ISS," demikian pernyataan NASA.
NASA juga akan tetap mengelola sejumlah satelit dan pesawat luar angkasa yang kini berada di angkasa luar -- memastikan data dan foto aman selama masa 'shutdown'. Namun yang belum diluncurkan ditunda. (Ein/Yus)