Keputusan ditutupnya operasional pemerintah Federal Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal shuttingdown Government dalam beberapa hari ini diperkirakan akan memberikan tambahan tekanan pada ekspor Indonesia.
Dengan kondisi terbaru yang terjadi dalam perekonomian Negeri Paman Sam saat ini, pemerintah Indonesia diimbau meningkatkan kewaspadaannya. Apalagi, kondisi ekonomi Indonesia pada September lalu telah menunjukkan perbaikan seiring adanya surplus perdagangan sebesar US$ 132,4 juta.
"Pengaruhnya, daya beli komoditas disana juga akan melambat, dan ekspor juga kita akan melambat, itu kenapa kita harus perhatikan ekonomi disana," kata Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas), Sigit Pramono di Hotel Four Season, Jakarta, Tabu (2/10/2013).
Keputusan shuttingdown pemerintahan AS muncul setelah Presiden Barrack Obama menolak permintaan Partai Republik untuk menunda Undang-undang Perawatan Kesehatan selama setahun.
Tidak hanya itu, Sigit menambahkan ekonomi Indonesia saat ini juga masih dihadapkan dengan berbagai persoalan, salah satunya seperti tingginya subsidi BBM dan tingginya impor bahan modal.
"Ekonomi kita sebagai besar berasal dari domestik, tingginya impor bahan baku, tingginya konsumsi BBM subdisi, sehingga impor Migas jadi lebih besar, " jelas Sigit. (Yas/Shd)
Dengan kondisi terbaru yang terjadi dalam perekonomian Negeri Paman Sam saat ini, pemerintah Indonesia diimbau meningkatkan kewaspadaannya. Apalagi, kondisi ekonomi Indonesia pada September lalu telah menunjukkan perbaikan seiring adanya surplus perdagangan sebesar US$ 132,4 juta.
"Pengaruhnya, daya beli komoditas disana juga akan melambat, dan ekspor juga kita akan melambat, itu kenapa kita harus perhatikan ekonomi disana," kata Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas), Sigit Pramono di Hotel Four Season, Jakarta, Tabu (2/10/2013).
Keputusan shuttingdown pemerintahan AS muncul setelah Presiden Barrack Obama menolak permintaan Partai Republik untuk menunda Undang-undang Perawatan Kesehatan selama setahun.
Tidak hanya itu, Sigit menambahkan ekonomi Indonesia saat ini juga masih dihadapkan dengan berbagai persoalan, salah satunya seperti tingginya subsidi BBM dan tingginya impor bahan modal.
"Ekonomi kita sebagai besar berasal dari domestik, tingginya impor bahan baku, tingginya konsumsi BBM subdisi, sehingga impor Migas jadi lebih besar, " jelas Sigit. (Yas/Shd)