6 Film Adaptasi Video Game yang Masih Layak Tonton

Ada beberapa judul film adaptasi game yang bisa memuaskan para gamer. Apa sajakah itu?

oleh Rully Riantrisnanto diperbarui 02 Okt 2013, 21:20 WIB
Tidak semua pecinta film adalah gamer, dan tidak semua gamer adalah penikmat film. Namun, ada kalanya para gamer pun turut menanti jika judul-judul yang sering dimainkannya, diadaptasi ke dalam sebuah film. Terutama jika game yang dimainkan menjadi salah satu favoritnya.

Di mata beberapa gamer, menanti sebuah film adaptasi tidaklah begitu penting, oleh karena sensasi saat bermain game tidaklah sama dengan saat menonton film. Terlebih lagi, para gamer bisa terlibat langsung dengan game yang dimainkannya.

Hal itu sangat berbeda dengan para penonton film yang hanya mengikuti alur cerita di dalamnya tanpa bisa terlibat. Sehingga, terdapat perbedaan yang cukup jauh antara penikmat video game dan penonton film.

Akan tetapi, para gamer pastinya akan kecewa tatkala hasil film adaptasi dari game kesayangannya berkualitas buruk. Maka dari itu, dibutuhkan kejelian dari para sineas saat mengadaptasi sebuah game ke dalam film.

Dari sekian banyak film adaptasi game yang sudah ada, terdapat beberapa judul yang dibuat ke dalam format animasi 3D melalui grafis komputer (CG). Masalahnya, selama ini banyak judul film adaptasi game yang cukup mengecewakan di mata para penggemar.

Namun, terdapat juga beberapa judul yang bisa cukup memuaskan penggemar game setelah dibuatkan filmnya. Apa sajakah itu? Berikut kami beberkan di halaman selanjutnya.(Rul)


1. Street Fighter II: The Animated Movie (1994)

Bagi yang sudah menontonnya, pasti sangat setuju jika Street Fighter II: The Animated Movie adalah film yang sangat mencerminkan nuansa game tarung Street Fighter.

Meskipun dibuat dalam format anime, namun Street Fighter II: The Animated Movie bisa dianggap sebagai film Street Fighter yang tak tergantikan. Bahkan, tak tergantikan oleh versi Hollywood yang dimainkan oleh Jean-Claude Van Damme sekalipun.

Tokoh utama dalam film ini adalah Ryu, Ken, Chun-Li, dan Guile, dimana mereka harus melawan M. Bison yang berusaha mendominasi dunia dengan kelompok Shadaloo miliknya.

Selain kelima karakter yang sudah disebutkan, terdapat juga karakter lain dari game yang muncul seperti Sagat, Vega, Balrog, E. Honda, Dhalsim, Cammy, Blanka, hingga Zangief. Sehingga, nuansa game Street Fighter di dalam film ini sangatlah terasa.


2. Resident Evil: Degeneration (2008)

Banyak gamer yang merasa puas setelah menonton film ini. Bukan hanya karena dibuat dalam format animasi 3D, namun, Resident Evil: Degeneration benar-benar berada di jalur game dengan menghadirkan sosok Leon Kennedy dan Claire Redfield sebagai tokoh utamanya.

Bagi para gamer, hal ini tentu saja menjadi sebuah kepuasan tersendiri dengan bernostalgia seperti saat mereka memainkan game Resident Evil 2 dimana kedua karakter tersebut muncul untuk pertama kali.

Film ini awalnya dibuat dalam versi Jepang dengan judul Biohazard: Degeneration. Akan tetapi, versi Amerika Serikat mengubahnya sesuai dengan judul yang sudah terlanjur populer secara internasional, Resident Evil.

Resident Evil: Degeneration juga menjadi obat tersendiri bagi para gamer yang kecewa dengan seri film Resident Evil karya sutradara Paul W. S. Anderson yang sangat melenceng jauh dari jalur game, meskipun nama serta tampilan beberapa karakter diambil dari versi gamenya.


3. Final Fantasy VII: Advent Children (2005)

Penikmat game berjenis RPG pastinya tidak akan melewatkan film satu ini. Terlebih lagi, game Final Fantasy merupakan salah satu seri yang paling terkenal di kalangan gamer.

Mengambil lokasi dan dunia yang sama seperti halnya di dalam game, Final Fantasy VII: Advent Children juga mengetengahkan kisah Cloud Strife sebagai mantan tentara yang akhirnya menjadi pemberontak hingga terlibat konflik dengan sosok bernama Sephiroth.

Dalam lanjutan film ini, terdapat sosok para pemuda yang mengaku sebagai benih Sephiroth. Akhirnya Cloud dan kawan-kawannya pun mencoba mengatasi kekacauan yang disebabkan oleh sosok-sosok tersebut.

Meskipun sempat menuai kritik pedas dari kalangan bukan gamer atas beberapa informasi yang terlalu lekat dengan gamenya, namun Final Fantasy VII: Advent Children memiliki nuansa aksi yang sangat seru dan bersifat heroik.

Salah satu hal yang sangat menyenangkan para gamer adalah dilibatkannya kembali teman-teman seperjuangan Cloud, termasuk salah satu karakter protagonis yang diperlihatkan sudah tewas di dalam game.


4. Forbidden Siren (2006)

Diambil dari sebuah game horor Jepang berjudul Siren, film ini turut memberikan nuansa mencekam di banyak adegan yang ditampilkan.

Meski tidak seseram Ju-on maupun The Ring, namun film ini cukup menggambarkan kekacauan sebenarnya yang tidak terlalu ditampilkan di dalam game.

Uniknya, Forbidden Siren menjadi sebuah film yang dibuat untuk bersinggungan dengan sekuel gamenya, yaitu Forbidden Siren 2.

Beberapa unsur dalam game Silent Hill memang cukup diperlihatkan dalam film ini. Akan tetapi, Forbidden Siren bisa dibilang lebih mencekam ketimbang versi film Silent Hill sendiri.


5. Hitman (2007)

Menampilkan aksi sang tokoh utama berkepala plontos bernama Agent 47 seperti layaknya di dalam game, Hitman memang dianggap tidak terlalu bagus bagi sebagian besar penggemar film.

Akan tetapi, banyak adegan kekerasan yang sangat mencerminkan nuansa gamenya sendiri. Sehingga, film ini juga bisa cukup memuaskan para pecinta film laga terutama bagi yang menyukai unsur tembak-tembakan.

Kisahnya sendiri mengenai sang Agent 47 yang menjadi pembunuh bayaran profesional setelah dibesarkan untuk membunuh sejak kecil. Terjerat dalam konspirasi politik, Agent 47 pun diburu oleh Interpol dan pihak militer Rusia.

Banyak sekali adegan pembunuhan dengan senjata api yang dipamerkan di dalam Hitman. Sehingga bagi pecinta film dan game laga, Hitman bisa menjadi salah satu pilihan untuk ditonton.


6. Prince of Persia: The Sands of Time (2010)

Berasal dari game dengan judul yang sama, Prince of Persia: The Sands of Time cukup membuat para penikmat film terhibur melalui aksi Jake Gyllenhaal saat berhadapan dengan Ben Kingsley.

Seperti layaknya di dalam game dan judulnya, film ini turut menampilkan sebuah pisau ajaib bernama Sands of Time, alias pasir waktu yang bisa mengubah masa kini bergerak mundur secara perlahan ke masa lalu.

Film ini bisa dianggap mewakili nuansa video game yang sudah ada dan sangat sukses meraih pendapatan terbesar untuk ukuran film adaptasi game.

Meskipun begitu, film ini tidak berkaitan dengan cerita game. Malahan, film ini menceritakan ulang kisah petualangan Dastan dalam meluruskan kasus pembunuhan raja sekaligus ayah angkatnya yang dituduhkan kepadanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya