Sejumlah BUMN menandatangani studi kelayakan proyek pembangunan jalan tol atas laut Jakarta-Surabaya sepanjang 800 kilometer (km).
BUMN tersebut, antara lain PT Wika, PT Hutama Karya, PT Istaka Karya, PT Brantas, Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, PT Semen Indonesia, PT Krakatau Steel, Pelindo 2, Pelindo 3, Taspen, Jamsostek, Taspen, PT Jasa Marga dan PT Wijaya Karya.
"BUMN ini keroyokan besar-besaran karena proyeknya juga proyek besar," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan di Gedung Plasa Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2013).
Dahlan mengatakan rencana studi kelayakan ini menjadi momentum setelah pembangunan jalan tol di Bali. Proyek ini diharapkan benar-benar terwujud sehingga menjadi dapat mengurangi kemacetan yang terjadi pada jalur Jakarta dan Surabaya ini. "Momentum ini jangan sampai hilang, bahwa kita bisa melakukan yang lebih besar dari yang ada di Bali," lanjut dia.
Dahlan mengakui, meski belum pasti mendapatkan izin membangun jalan tol ini, studi kelayakan ini diharapkan bisa cepat selesai. Dengan demikian segera bisa diajukan untuk mendapatkan izin dari Kementerian Pekerjaan Umum.
"Kita juga belum tahu apakah pemerintah akan beri izin atau tidak. Mudah-mudahan ini selesai dalam waktu 6 bulan sehingga kita akan ajukan perizinannya," tegas dia.
Bila nantinya memang diberikan izin untuk membangun, maka yang paling mendesak yakni proyek jalan antara Semarang hingga Surabaya karena dianggap paling siap dan tingkat kemacetan yang luar biasa pada jalur tersebut.
"Tapi kita tidak mau membuat masyarakat berharap, makanya kita jalankan saja dulu studi kelayakannya," tandas Dahlan. (Dny/Nur)
BUMN tersebut, antara lain PT Wika, PT Hutama Karya, PT Istaka Karya, PT Brantas, Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, PT Semen Indonesia, PT Krakatau Steel, Pelindo 2, Pelindo 3, Taspen, Jamsostek, Taspen, PT Jasa Marga dan PT Wijaya Karya.
"BUMN ini keroyokan besar-besaran karena proyeknya juga proyek besar," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan di Gedung Plasa Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2013).
Dahlan mengatakan rencana studi kelayakan ini menjadi momentum setelah pembangunan jalan tol di Bali. Proyek ini diharapkan benar-benar terwujud sehingga menjadi dapat mengurangi kemacetan yang terjadi pada jalur Jakarta dan Surabaya ini. "Momentum ini jangan sampai hilang, bahwa kita bisa melakukan yang lebih besar dari yang ada di Bali," lanjut dia.
Dahlan mengakui, meski belum pasti mendapatkan izin membangun jalan tol ini, studi kelayakan ini diharapkan bisa cepat selesai. Dengan demikian segera bisa diajukan untuk mendapatkan izin dari Kementerian Pekerjaan Umum.
"Kita juga belum tahu apakah pemerintah akan beri izin atau tidak. Mudah-mudahan ini selesai dalam waktu 6 bulan sehingga kita akan ajukan perizinannya," tegas dia.
Bila nantinya memang diberikan izin untuk membangun, maka yang paling mendesak yakni proyek jalan antara Semarang hingga Surabaya karena dianggap paling siap dan tingkat kemacetan yang luar biasa pada jalur tersebut.
"Tapi kita tidak mau membuat masyarakat berharap, makanya kita jalankan saja dulu studi kelayakannya," tandas Dahlan. (Dny/Nur)