Hal-hal yang Tak Benar Soal Stroke, Cermati!

Dokter spesialis saraf Eka Hospital dr. Herianto, SpS hingga kini masih ada saja masyarakat yang percaya dengan mitos stroke

oleh Fitri Syarifah diperbarui 04 Okt 2013, 13:30 WIB
Mungkin hampir semua orang sudah tahu bahwa stroke merupakan penyakit berbahaya yang saat ini menjadi penyakit dengan jumlah kematian tertinggi di rumah sakit.

Meski demikian, dokter spesialis saraf Eka Hospital dr. Herianto, SpS hingga kini heran masih ada saja masyarakat yang percaya dengan anggapan salah seputar stroke.

Berikut mitos dan fakta yang dijelaskan Herianto, seperti ditulis Jumat (4/10/2013):



1. Stroke hanya terjadi pada orang yang tua saja

Heriyanto menjelaskan, stroke juga bisa diderita oleh dewasa. "Dengan pola hidup buruk seperti merokok, risiko stroke pada dewasa juga lebih tinggi," katanya.



2. Merokok bukan penyebab stroke

"Sudah jelas bahwa perokok memiliki risiko lima kali lipat terkena stroke, jantungm dan gangguan fungsi tubuh lainnya. Merokok itu hanya menimbun sampah di tubuh. Selain baunya yang tak enak, rokok juga mahal. Jadi jika tidak ingin meninggal cepat jangan merokok," tegasnya.



3. Stroke itu nasib

Ini salah satu mitos yang dianggap Herianto sebetulnya mengherankan apalagi untuk ukuran negara maju. "Stroke bukan nasib, stroke bisa ditangani asalkan Anda mengetahui tanda-tandanya".



4. Stroke tidak bisa diobati

Banyak orang Amerika juga percaya bahwa jika seseorang sudah menderita stroke, berarti ia akan meninggal atau cacat. Ini juga salah. Menurut Herianto, orang dengan stroke masih bisa diobati. "Kita bisa memanfaatkan waktu 3 jam untuk menolong pasien (golden period). Tiga jam yang dimaksud adalah waktu setelah stroke mulai menyerang. Karena pada masa ini penderita masih sangat mungkin untuk terhindar dari stroke, bila langsung ditangani dengan benar".



5. Stroke tanda 'kesambet' (kerasukan)

Biasanya ini berkaitan dengan budaya lokal Indonesia yang masih percaya dengan hal mistis.

(Fit/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya