300 Imigran Tewas dan Hilang di Lampedusa, Italia Berkabung

Sejauh ini 103 jasad telah ditemukan. Namun nasib 200 imigran lainnya belum diketahui.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 04 Okt 2013, 12:33 WIB
Begini warga cara Italia menghargai nyawa manusia, yang tak pernah mereka kenal sekalipun. Pemerintah menetapkan hari berkabung nasional selama  1 hari. Hening cipta selama semenit pun dilakukan di seluruh sekolah Jumat ini, untuk mendoakan korban tragedi kapal tenggelam di perairan Pulau Lampedusa.

Kapal nahas yang mengangkut 500 imigran terbakar lalu tenggelam, kurang dari 1 kilometer dari pantai Lampedusa. Setidaknya 103 jasad telah ditemukan, 150 orang berhasil diselamatkan. Namun nasib 200 lainnya belum diketahui. Kebanyakan imigran berasal dari Eritrea dan Somalia.

Nakhoda perahu, seorang pria 35 tahun dari Tunisia ditahan terkait kasus ini. Demikian keterangan Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano seperti dimuat BBC, Jumat (4/10/2013). "Tersangka pernah dideportasi dari Italia April lalu," tambah dia.

Menurut Mendagri, ini adalah tragedi besar. "Tak hanya tragedi bagi Italia, tapi juga Eropa," kata Alfano. "Lampedusa bisa dianggap sebagai pintu masuk ke Eropa, tak hanya Italia."

Saat seperti ini, saat Laut Mediterania cenderung tenang, perahu-perahu yang membawa para imigran dari Afrika dan Timur Tengah berlabuh ke wilayah pantai di selatan Italia.

Alfano menambahkan, kapal nahas berlayar dari Misrata, Libya dan mulai tenggelam saat mesinnya mati di perairan dekat Lampedusa Kamis pagi. Diduga, kala itu seseorang di perahu membakar sesuatu untuk menarik perhatian kapal lain yang melintas. Tak dikira, aksi itu justru memicu kebakaran.

"Saat kebakaran terjadi, panik tak terelakkan, semua orang pindah ke sisi lainnya, membuat kapal terbalik lalu tenggelam," kata Alfano.

Dia menambahkan, setidaknya 3 anak-anak dan 2 perempuan yang sedang hamil ada di antara korban yang tewas.

Tragedi ini adalah salah satu yang terburuk terjadi di lepas pantai Italia dalam beberapa tahun. Perdana Menteri Italia Enrico Letta dalam tweet-nya menyebut, "ini tragedi besar."

Paus Fransiskus pun ikut bereaksi. Dalam Twitter-nya ia minta semua umat "mendoakan korban tragedi kapal tenggelam di Lampedusa". Juli lalu, Paus mengunjungi pulau tersebut dan mengutuk "ketidakpedulian dunia" terhadap penderitaan migran berusaha untuk tiba di sana.

"Ini memalukan, sangat memalukan," kata Paus di Vatikan. (Ein/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya