Biar bumi gonjang-ganjing dengan masalah ekonomi global, nyatanya seringkali China tak terpengaruh. Ekonominya terus tumbuh. Ternyata ekonomi China memang harus tumbuh demi bisa serap 10 juta lulusan perguruan tinggi tiap tahun.
Pemilik perusahaan pakan ternak terbesar di China, COFCO Corporation bernama Frank Gaoning Ning mengakui banyak orang yang bertanya-tanya mengenai perekonomian China saat kondisi global mengalami gejolak. Namun terbukti, China masih menjadi salah satu negara tujuan investasi utama peringkat pertama pilihan CEO di kawasan Asia Pasifik.
"Tingkat kepercayaan (investor) tinggi walaupun orang selalu khawatir apakah pertumbuhan ekonomi Cina melambat atau turun terkait krisis keuangan tahun 1999 dan 2008," ungkap Direktur Utama COFCO Corporation, Frank Gaoning Ning di Nusa Dua Bali, dalam forum APEC 2013 di Bali, Minggu (6/10/2013).
Ternyata, dia menganggap kekhawatiran tersebut terbukti salah, karena momentum pertumbuhan ekonomi memiliki struktur laju yang berbeda.
"Dari 1,3 miliar penduduk China, sebanyak 800 juta orang merupakan penduduk kota dari seluruh aspek ekonomi. Aliran investasi asing yang mencapai ratusan miliar dolar Amerika Serikat setiap tahun," ujarnya.
Hal ini, menurut Frank tidak terlepas dari kondisi pemerintahan China yang stabil dan cukup dewasa melihat perkembangan ekonomi domestik selama 20 tahun terakhir. Kini, sambung dia, China menghadapi tantangan karena tak melulu dapat bergantung pada persoalan tenaga kerja yang murah, isu polusi dan sebagainya.
"China masih mampu menyediakan lapangan kerja 10-15 juta orang yang pindah dari daerah pinggiran ke kota. Setiap tahun, 10 juta lulusan universitas mencari pekerjaan, sehingga ekonomi Cina harus tetap bertumbuh agar semua angkatan kerja bisa terserap," papar dia.
Sementara itu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 7,5%.
"Untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, China harus melakukan upaya penanganan (kebijakan) dan reformasi karena dari sisi perumahan, pendidikan, infrastruktur sudah tersedia secara baik," pungkasnya. (Fik/Igw)
Pemilik perusahaan pakan ternak terbesar di China, COFCO Corporation bernama Frank Gaoning Ning mengakui banyak orang yang bertanya-tanya mengenai perekonomian China saat kondisi global mengalami gejolak. Namun terbukti, China masih menjadi salah satu negara tujuan investasi utama peringkat pertama pilihan CEO di kawasan Asia Pasifik.
"Tingkat kepercayaan (investor) tinggi walaupun orang selalu khawatir apakah pertumbuhan ekonomi Cina melambat atau turun terkait krisis keuangan tahun 1999 dan 2008," ungkap Direktur Utama COFCO Corporation, Frank Gaoning Ning di Nusa Dua Bali, dalam forum APEC 2013 di Bali, Minggu (6/10/2013).
Ternyata, dia menganggap kekhawatiran tersebut terbukti salah, karena momentum pertumbuhan ekonomi memiliki struktur laju yang berbeda.
"Dari 1,3 miliar penduduk China, sebanyak 800 juta orang merupakan penduduk kota dari seluruh aspek ekonomi. Aliran investasi asing yang mencapai ratusan miliar dolar Amerika Serikat setiap tahun," ujarnya.
Hal ini, menurut Frank tidak terlepas dari kondisi pemerintahan China yang stabil dan cukup dewasa melihat perkembangan ekonomi domestik selama 20 tahun terakhir. Kini, sambung dia, China menghadapi tantangan karena tak melulu dapat bergantung pada persoalan tenaga kerja yang murah, isu polusi dan sebagainya.
"China masih mampu menyediakan lapangan kerja 10-15 juta orang yang pindah dari daerah pinggiran ke kota. Setiap tahun, 10 juta lulusan universitas mencari pekerjaan, sehingga ekonomi Cina harus tetap bertumbuh agar semua angkatan kerja bisa terserap," papar dia.
Sementara itu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 7,5%.
"Untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, China harus melakukan upaya penanganan (kebijakan) dan reformasi karena dari sisi perumahan, pendidikan, infrastruktur sudah tersedia secara baik," pungkasnya. (Fik/Igw)