IHSG Variatif, Teropong Saham-saham Lapis Kedua

IHSG berpotensi bergerak variatif pada awal pekan. Pasar menanti data cadangan devisa RI yang mungkin keluar Senin ini.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Okt 2013, 06:47 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak variatif (mixed) ke level 4.352-4.431 pada perdagangan saham Senin (7/10/2013).

Analis PT Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja menuturkan, perdagangan saham pada awal pekan ini akan dipengaruhi oleh data leading economic index Jepang pada Agustus. Selain itu, pertumbuhan ekonomi zona Euro diperkirakan turun 1% year on year (yoy).

Sementara itu, Departeman Tenaga Kerja Amerika Serikat juga mengumumkan, pihaknya tidak akan melaporkan data terakhir dikarenakan oleh masalah penghentian operasional sementara pemerintah Amerika Serikat (shutdown).

Dari domestik, ada kemungkinan data cadangan devisa akan diumumkan pada Senin pekan ini. Dengan sentimen itu, IHSG berpotensi bergerak variatif. "IHSG akan bergerak di kisaran 4.352-4.431," ujar Rheza dalam ulasannya.

Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko menuturkan, IHSG gagal untuk menutup di atas level psikologis. Hal itu akibat penekanan sentimen negatif regional dan pelemahan rupiah. Sehingga tren jangka pendek gagal untuk berubah ke arah lebih positif dan masih terkonsolidasi dalam jarak sempit.

Yuganur memproyeksikan, IHSG berada di level support 4.310-4.039-3.938.  Untuk level resistance, IHSG akan bergerak di kisaran 4.505-4.580-4.780-4.880.

"Dalam kondisi market trendless ini biasanya saham lapis kedua lebih condong bermain," kata Yuganur.

Rekomendasi saham

Pada perdagangan saham Senin pekan ini, Yuganur merekomendasikan, saham-saham pilihan antara lain saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT London Sumatra Tbk (LSIP), dan PT Timah Tbk (TINS). "Buy untuk saham-saham tersebut," kata Yuganur.

Sedangkan Rheza memperkirakan, saham-saham yang akan menguat antara lain saham PT Indosat Tbk (ISAT), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP). (Amh/Igw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya