Nilai tukar rupiah pada akhir pekan lalu harus kembali ke zona merah setelah menguat di hari-hari sebelumnya, dengan memanfaatkan melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
"Pelemahan dolar AS diakibatkan terjadinya partial shutdown ekonomi AS yang tidak diketahui hingga kapan penyelesaiannya," jelas Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam ulasannnya, Senin (7/10/2013).
Menurut Reza, laju rupiah di akhir pekan kemarin juga terus terpengaruh oleh kondisi yang terjadi di AS yang belum terlihat kondisi baiknya.
Selain itu, ia menjelaskan, pelaku pasar terus khawatir terhadap pelik dan rumitnya kondisi AS, sehingga pelaku pasar menjauhi aset-aset yang dinilai memiliki resiko, termasuk mata uang emerging market.
"Pada awal pekan kali ini rupiah akan mendekati target support 11.560 per dolar AS. Untuk nilai tukar rupiah versi kurs tengah BI akan berada di level US$ 11.545-US$ 11.605 per dolar AS," terang Reza. (Dis/Ndw)
"Pelemahan dolar AS diakibatkan terjadinya partial shutdown ekonomi AS yang tidak diketahui hingga kapan penyelesaiannya," jelas Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam ulasannnya, Senin (7/10/2013).
Menurut Reza, laju rupiah di akhir pekan kemarin juga terus terpengaruh oleh kondisi yang terjadi di AS yang belum terlihat kondisi baiknya.
Selain itu, ia menjelaskan, pelaku pasar terus khawatir terhadap pelik dan rumitnya kondisi AS, sehingga pelaku pasar menjauhi aset-aset yang dinilai memiliki resiko, termasuk mata uang emerging market.
"Pada awal pekan kali ini rupiah akan mendekati target support 11.560 per dolar AS. Untuk nilai tukar rupiah versi kurs tengah BI akan berada di level US$ 11.545-US$ 11.605 per dolar AS," terang Reza. (Dis/Ndw)