Sempat Terancam Buta, Korban Penyiraman Air Keras Pelajar Membaik

Berta Virgin Silalahi (35) adalah korban penyiraman air keras di dalam bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol. Syukurlah, ia kini sehat.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Okt 2013, 11:47 WIB
Berta Virgin Silalahi (35), korban penyiraman air keras di dalam bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol, yang diberitakan sebelumnya terancam buta, akhirnya membaik.

Berta yang masih dirawat di RS Premier Jatinegara, sebetulnya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setempat. Namun karena masih ada keluhan, Berta Akhirnya memilih untuk tetap dirawat.

"Berta sudah dibuka perban di matanya, sejak Sabtu kemarin ya. Nah kemarin hari Minggu itu sebetulnya dokter sudah membolehkan pulang, tapi karena masih merasa trauma dan sisa luka di tangan dan kaki maka ia ingin sekalian berobat ke dokter kulit," kata Humas RS Premiere, Sukendar, kepada Liputan6.com, di RS Premiere Jakarta.

Sukendar menuturkan, kondisi Berta sudah selayaknya seperti orang sehat. Tapi demi kenyamanan pasien, pihak RS Premiere belum membolehkan pihak luar menjenguknya.

"Berta sudah bisa beraktivitas ya, makan biasa jalan juga biasa. Tapi keluarganya minta jangan diwawancara dulu lagi dan Berta saat ini sedang tidur," tutur Sukendar.

Sukendar menerangkan, atas kejadian tersebut yang dirawat di RS Premiere ada 3 orang, masing-masing atas nama Beta Vergin Silalahi, Tio Alparagi siswa SMKN 34, dan Dwi Nurcahyaning Sari S. Namun yang dirawat di RS Premiere hanya tinggal Berta saja. "Untuk Tio sudah pulang hari Sabtu, untuk Dwi itu dia minta pindah ke RSCM karena banyak keluarganya di sana," terang Suhendar.

Sukendar membenarkan yang diberitakan sebelumnya, akibat dari peristiwa tersebut korban atas nama Berta dan Dwi tersiram di bagian muka mengenai mata dan terancam buta. (Ein/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya