Ketiga korban penyiraman air keras di dalam bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol, yang dirawat di Rumah Sakit Premiere Jatinegara, menanggung sendiri biaya perawatannya. Ketiga korban tersebut adalah Berta Vergin Silalahi, Tio Alparagi, dan Dwi Nurcahyaning Sari S.
"Saya sudah cek ke bagian administrasi. Ketiga korban tersebut biayanya ditanggung sendiri. Untuk Berta dan Dwi ditanggung asuransi, tapi kan asuransi pribadi yang dia bayar per bulan," kata Humas RS Premiere Sukendar kepada Liputan6.com, di RS Premiere Jakarta, Senin (7/10/2013).
Tetapi tak menutup kemungkinan, akan ada kebijakan terkait biaya korban oleh RS Premiere karena menyangkut kejadian luar biasa.
"Ini kan termasuk kejadian luar biasa, ya berapa-berapanya belum tahu saya untuk dapat kebijakan dari rumah sakit. Tapi itu semua rencana kebijakan ada," ucap Sukendar.
Namun, yang menjadi prioritas utama bukan masalah biaya, tetapi ada yang lebih penting yakni kesembuhan korban.
"Yang penting sembuhkan dulu. Biaya itu akan dipikirkan bersama dari pihak rumah sakit," tukas Suhendar.
Para korban itu terkena siraman air keras pada Jumat, 4 Oktober 2013 pagi. Pelaku yang menyiramkan air keras adalah seorang pelajar STM 1 Boedi Utomo berinsial RN.
Akibatnya, 16 orang mengalami luka bakar, termasuk sopir dan kondektur. Bahkan 2 di antaranya terancam mengalami kebutaan selain 3 orang yang kini dirawat di RS Premier Jatinegara. (Tnt/Yus)
"Saya sudah cek ke bagian administrasi. Ketiga korban tersebut biayanya ditanggung sendiri. Untuk Berta dan Dwi ditanggung asuransi, tapi kan asuransi pribadi yang dia bayar per bulan," kata Humas RS Premiere Sukendar kepada Liputan6.com, di RS Premiere Jakarta, Senin (7/10/2013).
Tetapi tak menutup kemungkinan, akan ada kebijakan terkait biaya korban oleh RS Premiere karena menyangkut kejadian luar biasa.
"Ini kan termasuk kejadian luar biasa, ya berapa-berapanya belum tahu saya untuk dapat kebijakan dari rumah sakit. Tapi itu semua rencana kebijakan ada," ucap Sukendar.
Namun, yang menjadi prioritas utama bukan masalah biaya, tetapi ada yang lebih penting yakni kesembuhan korban.
"Yang penting sembuhkan dulu. Biaya itu akan dipikirkan bersama dari pihak rumah sakit," tukas Suhendar.
Para korban itu terkena siraman air keras pada Jumat, 4 Oktober 2013 pagi. Pelaku yang menyiramkan air keras adalah seorang pelajar STM 1 Boedi Utomo berinsial RN.
Akibatnya, 16 orang mengalami luka bakar, termasuk sopir dan kondektur. Bahkan 2 di antaranya terancam mengalami kebutaan selain 3 orang yang kini dirawat di RS Premier Jatinegara. (Tnt/Yus)