Menteri Agama Suryadharma Ali beserta anggota amirul hajj Indonesia belum lama ini bertemu Presiden Islamic Development Bank (IDB) Dr Ahmad Mohamed Ali Al Madani di Jeddah, Arab Saudi. Keduanya membahas pengelolaan dam dan hewan kurban, pendidikan, serta keuangan syariah.
"Sebenarnya untuk pembayaran dam lewat IDB sudah dilakukan, namun masih bersifat sporadis. Kami menawarkan kerja sama lewat IDB mulai 2014, karena kita perlu mempersiapkan sistemnya dan juga melakukan edukasi kepada jamaah calon haji," beber Suryadharma Ali di Mekah, Rabu (9/10/2013).
Dalam pertemuaan tersebut, Suryadharma ditemani anggota amirul hajj seperti Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma`aruf Amin dan Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.
Saat ini nilai uang dam yang dibayarkan jamaah haji Indonesia mencapai Rp 240 miliar yang semuanya dikelola pemerintah Arab Saudi. Menurut Suryadharma, pembayaran dam yang dilakukan melalui IDB ini kelak manfaatnya akan bisa dikembalikan kepada Indonesia.
"Jadi masyarakat Indonesia juga bisa menikmati hasilnya," jelas Suryadharma. Bahkan terkait pemotongan hewan kurban, imbuh Suryadharma, dalam jangka panjang bisa memperbaiki gizi masyarakat Indonesia serta membantu menstabilkan harga daging.
Poin lainnya terkait pendidikan Islam, Indonesia berharap agar IDB dapat meningkatkan kontribusinya kepada Indonesia. Saat ini IDB sudah memberikan pinjaman lunak yang digunakan untuk melakukan pembangunan fisik Universitas Islam Negeri (UIN) di Malang, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Riau, dan Bandung.
"Minat mahasiswa untuk belajar keuangan syariah juga meningkat. Kami meminta agar IDB bisa menerima mereka untuk praktik di bank-bank yang dikelola IDB," urai Suryadharma.
Sebelumnya, Presiden Islamic Development Bank (IDB), Ahmad Mohamed Ali Al Madani mendukung penguatan kerja sama dengan Indonesia. Ia menyebutkan bidang kerja sama antara lain terkait haji--termasuk pengelolaan dam dan hewan qurban jamaah haji Indonesia--dan keuangan syariah.
"Kami sudah membahas bagaimana agar Indonesia bisa juga meraih manfaat dari proses penyelenggaraan haji di sini," kata Al Madani, seusai pertemuan singkatnya dengan Suryadharma. "Sayangnya selama ini Indonesia belum merasakan manfaatnya."
Al Madani mengakui Indonesia sebagai negara besar yang penting bagi IDB, apalagi Indonesia termasuk sebagai penyokong aktif IDB sejak lama. Di bidang perbankan syariah Tanah Air, bank ini tercatat sebagai pemegang saham utama di Bank Muamalat.
"Kami membuka pintu bagi bank syariah mana pun di Indonesia yang ingin bekerja sama dengan IDB," pungkas Al Madani. (Eks)
"Sebenarnya untuk pembayaran dam lewat IDB sudah dilakukan, namun masih bersifat sporadis. Kami menawarkan kerja sama lewat IDB mulai 2014, karena kita perlu mempersiapkan sistemnya dan juga melakukan edukasi kepada jamaah calon haji," beber Suryadharma Ali di Mekah, Rabu (9/10/2013).
Dalam pertemuaan tersebut, Suryadharma ditemani anggota amirul hajj seperti Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma`aruf Amin dan Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.
Saat ini nilai uang dam yang dibayarkan jamaah haji Indonesia mencapai Rp 240 miliar yang semuanya dikelola pemerintah Arab Saudi. Menurut Suryadharma, pembayaran dam yang dilakukan melalui IDB ini kelak manfaatnya akan bisa dikembalikan kepada Indonesia.
"Jadi masyarakat Indonesia juga bisa menikmati hasilnya," jelas Suryadharma. Bahkan terkait pemotongan hewan kurban, imbuh Suryadharma, dalam jangka panjang bisa memperbaiki gizi masyarakat Indonesia serta membantu menstabilkan harga daging.
Poin lainnya terkait pendidikan Islam, Indonesia berharap agar IDB dapat meningkatkan kontribusinya kepada Indonesia. Saat ini IDB sudah memberikan pinjaman lunak yang digunakan untuk melakukan pembangunan fisik Universitas Islam Negeri (UIN) di Malang, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Riau, dan Bandung.
"Minat mahasiswa untuk belajar keuangan syariah juga meningkat. Kami meminta agar IDB bisa menerima mereka untuk praktik di bank-bank yang dikelola IDB," urai Suryadharma.
Sebelumnya, Presiden Islamic Development Bank (IDB), Ahmad Mohamed Ali Al Madani mendukung penguatan kerja sama dengan Indonesia. Ia menyebutkan bidang kerja sama antara lain terkait haji--termasuk pengelolaan dam dan hewan qurban jamaah haji Indonesia--dan keuangan syariah.
"Kami sudah membahas bagaimana agar Indonesia bisa juga meraih manfaat dari proses penyelenggaraan haji di sini," kata Al Madani, seusai pertemuan singkatnya dengan Suryadharma. "Sayangnya selama ini Indonesia belum merasakan manfaatnya."
Al Madani mengakui Indonesia sebagai negara besar yang penting bagi IDB, apalagi Indonesia termasuk sebagai penyokong aktif IDB sejak lama. Di bidang perbankan syariah Tanah Air, bank ini tercatat sebagai pemegang saham utama di Bank Muamalat.
"Kami membuka pintu bagi bank syariah mana pun di Indonesia yang ingin bekerja sama dengan IDB," pungkas Al Madani. (Eks)