Salah satu semboyan pramuka atau kepanduan yang ramah dan gemar menolong terbukti di Bandara King Abdul Aziz, Kota Jeddah, Arab Saudi. Ya, selama musim haji ada puluhan pramuka atau pandu muda yang siap sedia menolong jamaah calon haji yang baru tiba di bandara internasional tersebut.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, sejumlah anak berusia belasan tahun berbaris rapi di luar tenda pemeriksaan terakhir petugas imigrasi. Mereka mengenakan seragam pandu, topi, dan rompi.
Mereka sigap menolong calon haji yang baru tiba di Arab Saudi. Dengan senyum, mereka menyapa jemaah tanpa memandang asal negaranya. "Assalamu 'alaikum. Selamat datang, Ummi, Bapak." Begitu mereka menyapa para jamaah dengan ramah.
Pandu muda gabungan beberapa sekolah se-Kota Jeddah, itu juga langsung menawarkan minuman mineral. Mereka tak segan merapikan barang bawaan (tentengan) jemaah. Atau mengantar jamaah lanjut usia atau lansia, mendorong kursi roda, ke tempat istirahat berjarak kurang lebih 50 meter dari tenda imigrasi.
Beberapa jamaah sempat menolak bantuan pandu muda itu. Ada yang heran dan bingung. Selain tak kenal, gaya anak-anak Arab Saudi menolong sangat spontan. Bahkan terkesan memaksa. "Jangan takut. Kami gratis, gratis. Ayo, ayo Ummi, Bapak," seru Ayman (10) dengan nada cadel.
Kehadiran Ayman cs di Bandara Jeddah memang atas kebijakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Anak-anak sekolah yang sedang libur haji, dijadikan tenaga musiman (temus) gratis di bandara internasional tersebut.
Ada 70 remaja seumuran Ayman. Mereka mulai bekerja sebagai temus dadakan sejak beberapa hari terakhir. Kehadiran mereka jelas sangat menolong petugas kesehatan dan pelayanan umum Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Jeddah.
"Bagus juga. Sedikit meringankan tugas kita," tutur Rahman Aulia, salah seorang temus resmi rekrutan Kementerian Agama.
Hanya saja, imbuh lelaki asal Padang yang saat ini mondok di Al-Azhar, Kairo, Mesir, kehadiran pandu muda Arab Saudi itu sebatas pernak-pernik pelayanan jamaah Indonesia. "Mereka hanya belajar menolong," ucap Rahman Aulia.
Hal senada disampaikan salah seorang pendamping dan pembimbing para pandu muda Arab Saudi itu, Hussain Heba Younes, 52 tahun. "Kehadiran kami sebagai bentuk bakti nyata. Mengajarkan kepedulian pada pandu-pandu (anggota pramuka) kami," ucap Hussain yang mengaku berdarah Bugis itu. (Eks)
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, sejumlah anak berusia belasan tahun berbaris rapi di luar tenda pemeriksaan terakhir petugas imigrasi. Mereka mengenakan seragam pandu, topi, dan rompi.
Mereka sigap menolong calon haji yang baru tiba di Arab Saudi. Dengan senyum, mereka menyapa jemaah tanpa memandang asal negaranya. "Assalamu 'alaikum. Selamat datang, Ummi, Bapak." Begitu mereka menyapa para jamaah dengan ramah.
Pandu muda gabungan beberapa sekolah se-Kota Jeddah, itu juga langsung menawarkan minuman mineral. Mereka tak segan merapikan barang bawaan (tentengan) jemaah. Atau mengantar jamaah lanjut usia atau lansia, mendorong kursi roda, ke tempat istirahat berjarak kurang lebih 50 meter dari tenda imigrasi.
Beberapa jamaah sempat menolak bantuan pandu muda itu. Ada yang heran dan bingung. Selain tak kenal, gaya anak-anak Arab Saudi menolong sangat spontan. Bahkan terkesan memaksa. "Jangan takut. Kami gratis, gratis. Ayo, ayo Ummi, Bapak," seru Ayman (10) dengan nada cadel.
Kehadiran Ayman cs di Bandara Jeddah memang atas kebijakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Anak-anak sekolah yang sedang libur haji, dijadikan tenaga musiman (temus) gratis di bandara internasional tersebut.
Ada 70 remaja seumuran Ayman. Mereka mulai bekerja sebagai temus dadakan sejak beberapa hari terakhir. Kehadiran mereka jelas sangat menolong petugas kesehatan dan pelayanan umum Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Jeddah.
"Bagus juga. Sedikit meringankan tugas kita," tutur Rahman Aulia, salah seorang temus resmi rekrutan Kementerian Agama.
Hanya saja, imbuh lelaki asal Padang yang saat ini mondok di Al-Azhar, Kairo, Mesir, kehadiran pandu muda Arab Saudi itu sebatas pernak-pernik pelayanan jamaah Indonesia. "Mereka hanya belajar menolong," ucap Rahman Aulia.
Hal senada disampaikan salah seorang pendamping dan pembimbing para pandu muda Arab Saudi itu, Hussain Heba Younes, 52 tahun. "Kehadiran kami sebagai bentuk bakti nyata. Mengajarkan kepedulian pada pandu-pandu (anggota pramuka) kami," ucap Hussain yang mengaku berdarah Bugis itu. (Eks)