Jumlah lansia (lanjut usia) yang terus meningkat dan tidak diantisipasi bisa jadi malah akan menjadi beban dalam program jaminan kesehatan. Beban tersebut dikatakan Direktur Bina Kesehatan Jiwa BUK Kementerian Kesehatan RI, Eka Viora mencakup beban biaya.
"Beban biaya pasti ada pada lansia. Karena lansia itu pasti multipatologis atau penyakitnya banyak. Seperti misalnya, jika ia menderita hipertensi, bisa jadi ia juga memiliki gangguan jantung, ginjal dan lain-lain. Nah, masing-masing itu ada cost yang harus dibayar," kata Eka.
Eka menilai, jika lansia mengalami depresi total mungkin jaminan kesehatan akan jebol. Karena semua penyakitnya masuk kedalam rawat inap. "Maka itu mestinya perlu ada dukungan untuk kelompok lansia agar mereka mau diajak untuk deteksi dini," tambah Eka.
(Fit/Mel)
"Beban biaya pasti ada pada lansia. Karena lansia itu pasti multipatologis atau penyakitnya banyak. Seperti misalnya, jika ia menderita hipertensi, bisa jadi ia juga memiliki gangguan jantung, ginjal dan lain-lain. Nah, masing-masing itu ada cost yang harus dibayar," kata Eka.
Eka menilai, jika lansia mengalami depresi total mungkin jaminan kesehatan akan jebol. Karena semua penyakitnya masuk kedalam rawat inap. "Maka itu mestinya perlu ada dukungan untuk kelompok lansia agar mereka mau diajak untuk deteksi dini," tambah Eka.
(Fit/Mel)