Dari penelitian yang dilakukan peneliti dari AS, ditemukan bahwa orang dewasa yang sering mendengar kebisingan pesawat ternyata sangat berisiko besar terkena penyakit kardiovaskular.
Dalam laman yang dikutip UPI, Peneliti yang terdiri dari penulis senior Francesca Dominici, profesor biostatistik dan dekan teknologi informasi di Harvard School of Public Health beserta tim dari University School of Public Health Boston menemukan, rata-rata 10 desibel kebisingan pesawat dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit kardiovaskular 3,5 persen lebih tinggi.
Hal ini cukup mengejutkan. Apalagi peneliti khawatir dengan orang-orang yang hidup di sekitar bandara. Karena orang yang tinggal di sekitar bandara sangat berisiko.
"Tinggal dekat bandara lebih parah dari paparan polusi udara dan kebisingan lalu lintas," kata Dominici dalam pernyataannya.
Dominici dan rekan kemudian menganalisis hubungan antara kebisingan dari 89 bandara AS dan rawat inap terkait kardiovaskular. Dalam analisisnya, para peneliti memperhitungkan status sosial ekonomi, faktor demografi, polusi udara dan lainnya.
Dan akhirnya dtemukan bahwa kebisingan pesawat terbang sangat berhubungan erat dengan jumlah orang yang dirawat inap akibat penyakit kardiovaskular. Secara keseluruhan, ada 2,3 persen pasien yang rumahnya dekat bandara di rawat inap dengan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini dipublikasikan dalam British Medical Journal.
(Fit/Abd)
Dalam laman yang dikutip UPI, Peneliti yang terdiri dari penulis senior Francesca Dominici, profesor biostatistik dan dekan teknologi informasi di Harvard School of Public Health beserta tim dari University School of Public Health Boston menemukan, rata-rata 10 desibel kebisingan pesawat dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit kardiovaskular 3,5 persen lebih tinggi.
Hal ini cukup mengejutkan. Apalagi peneliti khawatir dengan orang-orang yang hidup di sekitar bandara. Karena orang yang tinggal di sekitar bandara sangat berisiko.
"Tinggal dekat bandara lebih parah dari paparan polusi udara dan kebisingan lalu lintas," kata Dominici dalam pernyataannya.
Dominici dan rekan kemudian menganalisis hubungan antara kebisingan dari 89 bandara AS dan rawat inap terkait kardiovaskular. Dalam analisisnya, para peneliti memperhitungkan status sosial ekonomi, faktor demografi, polusi udara dan lainnya.
Dan akhirnya dtemukan bahwa kebisingan pesawat terbang sangat berhubungan erat dengan jumlah orang yang dirawat inap akibat penyakit kardiovaskular. Secara keseluruhan, ada 2,3 persen pasien yang rumahnya dekat bandara di rawat inap dengan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini dipublikasikan dalam British Medical Journal.
(Fit/Abd)